nuklirr
Pro kontra energy nuklir di Indonesia
Dasar Hukum
·
Undang-Undang Republik Indonesia No.
10 Tahun 1997 tentang Ketenaganukliran tanggal 10 April 1997 (Lembaran Negara
Tahun 1997 No. 23, Tambahan Lembaran Negara No. 3676);
·
Keputusan Presiden Republik Indonesia
No. 76 Tahun 1998 tentang Badan Pengawas Tenaga Nuklir tanggal 19 Mei 1998;
·
Keputusan Presiden Republik
Indonesia No. 110 Tahun 2001 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Lembaga
Pemerintah Non Departemen;
·
Keputusan Presiden Republik
Indonesia No. 5 Tahun 2002 tentang Perubahan Keputusan Presiden No. 110 Tahun
2001 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Lembaga Pemerintah Non
Departemen.
Sejarah
1954
- 1958
Panitia Negara untuk Penyelidikan
Radioaktivite
Pembentukannya dilatarbelakangi oleh
adanya percobaan ledakan nuklir pada tahun 1950-an oleh beberapa negara
terutama Amerika Serikat di beberapa kawasan Pasifik, sehingga menimbulkan
kekhawatiran tentang jatuhnya zat radioaktif di wilayah Indonesia. Tugas dari
panitia ini adalah untuk menyelidiki akibat percobaan ledakan nuklir, mengawasi
penggunaan tenaga nuklir dan memberikan laporan tahunan kepada pemerintah.
1958
- 1964
Lembaga Tenaga Atom (berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 1958
tentang Dewan Tenaga Atom dan Lembaga Negara)
Tugas Lembaga Tenaga Atom adalah
untuk melaksanakan riset di bidang tenaga nuklir dan mengawasi penggunaan
tenaga nuklir di Indonesia.
1964
- 1997
Badan Tenaga Atom Nasional (BATAN) (berdasarkan Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1964 tentang
Pokok-Pokok Tenaga Atom)
Tugas BATAN adalah untuk
melaksanakan riset tenaga nuklir dan mengawasi penggunaan tenaga nuklir di
Indonesia. Fungsi pengawasan penggunaan tenaga nuklir tersebut dilaksanakan
oleh unit yang berada di bawah BATAN yaitu Biro Pengawasan Tenaga Atom (BPTA) yang
merupakan cikal bakal BAPETEN.
1997
- Sekarang
Badan
Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN)
Perundang-undangan nasional melalui
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1997 tentang Ketenaganukliran telah memberikan
kewenangan bagi Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) untuk melaksanakan
fungsi pengawasan terhadap penggunaan tenaga nuklir, yang meliputi pembuatan
peraturan, penyelenggaraan perizinan, dan pelaksanaan inspeksi. UU
Ketenaganukliran juga mensyaratkan pemisahan antara badan pengawas (BAPETEN)
dan badan pelaksana (BATAN).
NUKLIR
A. Pengertian Energi Nuklir
Energi nuklir berasal dari fisi atu fusi inti atom. Fisi
adalah peristiwa pecahnya suatu iinti atom, sedangkan fusi adalah
peristiwa bergabungnya dua buah inti atom menjadi inti inti yang lebih besar.
Atau dengan kata lain energi nuklir diperoleh apabila suatu inti atom pecah
atau bergabung menjadi atom lain, dan pecahan tersebut disertai dengan energi.
Peristiwa fusi menghasilkan menghasilkan tenaga nuklir yang luar biasa
besarnya, yang digunakan untuk membuat bom hidrogen. Sampai saat ini manusia
masih sulit untuk mengendalikan tenaga yang timbul dari reaksi fusi inti untuk
maksud perdamaian.
B. Sumber Energi Nuklir
Unsur yang sering digunakan dalam
reaksi fisi nuklir adalah Plutonium dan Uranium (terutama Plutonium-239,
Uranium-235), sedangkan dalam reaksi fusi nuklir adalah Lithium dan
Hidrogen(terutama Lithium-6, Deuterium, Tritium).
1.
Uranium adalah logam yang sangat
berat yang dapat digunakan sebagai sumber berlimpah energi terkonsentrasi.
2.
Uranium terjadi pada sebagian besar
batu di konsentrasi 2 sampai 4 bagian per juta dan adalah sebagai umum dalam
kerak bumi sebagai timah, tungsten dan molybdenum. Uranium terjadi dalam air
laut, dan dapat pulih dari lautan.
3.
Uranium ditemukan pada tahun 1789
oleh Martin Klaproth, seorang kimiawan Jerman, dalam mineral yang disebut
bijih-bijih uranium. Hal ini dinamakan planet Uranus, yang telah ditemukan
delapan tahun sebelumnya.
4.
Uranium rupanya dibentuk pada supernova
sekitar 6,6 miliar tahun yang lalu. Meskipun tidak umum di tata surya, hari ini
peluruhan radioaktif yang lambat menyediakan sumber utama panas di dalam bumi,
menyebabkan konveksi dan pergeseran benua.
5.
Kepadatan tinggi uranium berarti
bahwa ia juga menemukan menggunakan dalam keels dari yacht dan sebagai
counterweight untuk kontrol permukaan pesawat, serta untuk perisai radiasi.
6.
Uranium memiliki titik lebur adalah
1.132 ° C. Simbol kimia untuk urani
C. Cara Memperoleh Energi Nuklir
Energi
nuklir dikenal dengan penemuan zat radioaktif pada akhir abad ke-19.
unsur kimia tertentu seperti Uranium, Plutonium, Radium dan Polonium ditemukan
untuk memancarkan radiasi pengion tertentu, yang kemudian diklasifikasikan
menjadi sinar Alpha (inti Helium), sinar Beta (elektron kecepatan tinggi) dan
sinar Gamma (gelombang elektromagnetik energi tinggi).
Inti
radioaktif tidak stabil. Proses transformasi unsur radioaktif dikenal sangat
peluruhan radioaktif. Ketika unsur radioaktif tertentu dipertemukan dengan
neutron (partikel subatomik netral), Para Fisikawan menemukan fenomena baru
dari 'fisi nuklir', yang dimanfaatkan untuk menciptakan energi nuklir sebagai
alternatif sumber daya. Ketika neutron dileburkan ke radioaktif terfissi
seperti Uranium-235, kemudian diserap dan elemen stabil baru dibuat, yang
kemudian terurai menjadi dua inti yang stabil, bersama dengan pelepasan energi
yang luar biasa. Ini adalah reaksi fisi nuklir. Besarnya energi ini dapat
diperkirakan oleh hukum - E = mc2, dimana m adalah perbedaan massa dan c adalah
kecepatan cahaya (3 x 108 meter per detik).
Pada reaktor nuklir terjadi pembangkitan panas yang dihasilkan dari reaksi
nuklir dengan bahan bakar uranium U-235 perbandinganya adalah 1 kg uranium pada
reactor nuklir sama dengan 3000 ton batu bara pada pembangkit listrik tenaga
batu bara. jadi apabila melihat dari perbandingan nuklir dengan batu bara ini
maka dapat dilihat cara mana yang lebih baik karena pada pembangkit listrik
tenaga uap dengan batu bara mungkin tidak terlalu banyak resiko dan membutuhkan
teknologi canggih, namun penggunaan batu bara sebenarnya merupakan sebuah
pemborosan dan banyak menghasilkan polusi. jadi pada reaktor nuklir yang
dimanfaatkan adalah panas yang dihasilkan oleh reaksi nuklir tersebut.
pembangkitan panas dapat terjadi dengan berbagai cara yang merupakan hasil uji
coba pada aktifitas inti atom.
D. Dampak Positif Energi Nuklir
1. Hemat bahan bakar fosil
Penggunaan energi nuklir akan berdampak
pada penghematan bahan bakar fossil dan perlindungan lingkungan. Pembangkitan
listrik bertanggungjawab atas 25% konsumsi bahan bakar fossil dunia. Dengan
menggunakan energi nuklir untuk menghasilkan listrik akan mengurangi perlunya
membakar bahan bakar ini, sehingga cadangannya dapat bertahan lama.
2. Meningkatkan perekonomian
PLTN secara langsung memberi manfaat
kepada negara-negara berkembang. Makin besar sumbangan nuklir, makin rendah
laju peningkatan harga-harga bahan bakar fossil. Karena, biaya energi yang tinggi
berarti bahwa makin banyak usaha diberikan dalam mendapatkan energi dan makin
sedikit dihasilkan barang dan jasa. Sumber daya yang telah dibebaskan dapat
digunakan untuk menghasilkan barang-barang atau untuk tujuan-tujuan
sosial-ekonomi.
3. Mengurangi resiko polusi udara
Dalam operasi normal PLTN sangat sedikit
menyebabkan kerusakan lingkungan dan bermanfaat bila mereka menggantikan
pembangkit-pembangkit yang mengemisi CO2, SO2 dan NOx. Dalam kaitan ini mereka
akan membantu mengurangi hujan asam dan membatasi emisi gas rumah kaca.
4. Meningkatkan
suplai listrik
Energi nuklir telah memainkan peran
signifikan dalam suplai listrik dunia dan sumber utama listrik di sejumlah
negara. Produksi listrik dunia dari nuklir tumbuh cepat dan kini menyumbang
hampir seperlima listrik yang dibangkitkan di negara-negara industri atau 17%
pada produksi listrik dunia, dan berkisar 5% konsumsi energi primer dunia.
PLTN telah terbukti dan mempunyai
potensial paling besar dalam sumber-sumber daya yang menawarkan prospek jangka
panjang untuk memenuhi meningkatnya kebutuhan energi dunia sambil tetap menjaga
harga energi mendekati tingkat yang sekarang. Harga listrik nuklir tidak perlu
bertambah secara signifikan di atas yang sekarang dialami karena biaya-biaya
bahan bakar adalah merupakan bagian yang paling kecil dari biaya total
produksinya, terutama dalam reaktor cepat.
5.
Sebagai
detektor
Pada eksplorasi minyak dan gas, penggunaan teknologi
nuklir berguna untuk menentukan sifat dari bebatuan sekitar seperti porositas
dan litografi. Teknologi ini melibatkan penggunaan neutron atau sumber energi
sinar gamma dan detektor radiasi yang ditanam dalam bebatuan yang akan
diperiksa. Selain itu, pada konstruksi jalan, pengukur kelembaban dan kepadatan
yang menggunakan nuklir digunakan untuk mengukur kepadatan tanah, aspal, dan
beton. Biasanya digunakan cesium-137 sebagai sumber energi nuklirnya.
Aplikasi medis dari teknologi nuklir dibagi menjadi
diagnosa dan terapi radiasi, perawatan yang efektif bagi penderita kanker.
Pencitraan (sinar X dan sebagainya), penggunaan Teknesium untuk diberikan pada
molekul organik, pencarian jejak radioaktif dalam tubuh sebelum diekskresikan
oleh ginjal, dan lain-lain.
Mamfaat lain energi nuklir dalam berbagai bidang,
seperti:
1. Pertanian
a.
Pengawetan
bahan makanan
Radiasi sinar radio aktif seperti sinar gamma, dapat
menghambat pertumbuhan tanaman seperti pertunasan, sehingga dapat digunakan
untuk mengawetkan bahan mentah seperti kentang agar tidak tumbuh walaupun
disimpan di gudang dalam waktu yang cukup lama.
b. Variasi
hasil pertanian
Dengan menggunakan sifat sinar gamma yang mampu
menadakan mutasi gen dari biji-bijian, maka dapat dicari mutan ya itu variasi
hasil mutasi gen yang menguntungkan bagi manusia. Dengan tekhnik ini, maka
harapan manusia untuk mendapatkan suatu varian yang sangat sangat
menguntungkan.
c.
Menciptakan
bibit unggul
Dengan menggunakan sinar radioaktif dari energi nuklir
dapat merubah sifat-sifat genetika suatu jenis tanaman sehingga memungkinkan
untuk membuat bibit unggul untuk pertanian yang memiliki sifat-sifat yang
diinginkan.
2. Industri
a.
Industri
kayu
Mutu kayu dapa ditingaktkandengan merendam dalam
cairan bahan organik monomor (bahan plastik). Bahan ini bila terkena sinar
radiasi akan menjadi polimer (seperti plastik). Oleh karena itu apabila kayu
telah direndam dalam bahan tersebut kemudian diberikan radiasi, maka cairan
tersebut akan menjadi plastik sehinga kayu menjadi lebuh keras dan sangat tahan
terhadap cuaca dan serangga.
b. Serat
tekstil
Serat-serat tekstil, baik dari kapas maupun serat
sintetik seperti poliester, dapat diubah sifat-sifatnya menjadi lebih
menguntungkan bagi kesejahteraan manusia. Sebagai contoh, serat poliester sukar
menyerap air sehigga pakaian yang terbuat dari serat ini terasa panas. Dengan
pertolonga radiasi, sifatnya dapat diubah tidak hanya mudah menyerap air tapi
juga mudah menyerap warna. Serat propilen dapat diubah sifatnya dari tidak
tahan panas menjadi tahan panas dan dapat menyerap air.
c.
Pengwetan
makanan
Pada prinsipnya makanan diawetakan dengan membunuh
kuman atau bakteri pembusuk didalm makanan tersebut dengan radiasi. Keunggulan
cara ini dalam pelaksanaannya dilakukan tanpa pemanasan, tanpa pengasapan, dan
tanpa bahan kimia sehingga tidak menyisakan sisa-sisa bahan pengawet.
Pengawetanpun dapat digunakan setelah bahan terbungkus sehingga tidak ada lagi
pencemaran setelah pembungkusan.
3. Kesehatan
Dalam bidang kesehatan, tekhnik nuklir biasanya
digunakan dalam diagnosis penyakit dalam. Penggunaan cara biasa misalnya dengan
sianar X seringkali meninbuklkan hasil yang kurang memuaskan dan bahkan
memiliki efek samping. Penggunaanzat radioaktif jangaka penndek dengan dosis
yang sesuai, dapat memberikan informasi yang lebih memuaskan tentang
sesuatu yang erjadi dalam tubuh. Misalnya dalam penentuan lokasi tumor otak,
kanker, kelainan pada paru-paru, kelenjer gondok, ginjal dan sebagainya.
4. Hidrologi
Zat radio aktif dalam hidrologi biasanya digunakn
sebagai perunut atau penelusur dengan cara memasukkan zat radioaktif kedalam
alpatiran air, misalnya sungai dengan menggunakan detektor seperti Geiger
Muller, hasilnya dapat memberikan informasi kecepatan aliran air, mendeteksi
rembesan air dan arahnya, dan juga debit air tanah.
E. Dampak Negatif Energi Nuklir
1.
Mengancam
keselamatan jiwa
Reaktor nuklir sangat membahayakan
dan mengancam keselamatan jiwa manusia. Radiasi yang diakibatkan oleh reaktor
nuklir ini ada dua. Pertama, radiasi langsung, yaitu radiasi yang terjadi bila
radio aktif yang dipancarkan mengenai langsung kulit atau tubuh manusia. Kedua,
radiasi tak langsung. Radiasi tak langsung adalah radiasi yang terjadi lewat
makanan dan minuman yang tercemar zat radio aktif, baik melalui udara, air,
maupun media lainnya
2.
Teknologi
Nuklir bisa di salah gunakan untuk senjata pemusnah massal.
Dalam
hal ini energi nuklir dapat digunakan untuk membuat senjata nuklir yang sangat
berbahaya seperti bim atom. Sehinga dapa disalah gunakan untuk pemusnahan
sekelompok manusia atau makhluk lain, yang dapat mengancam perdamaian dunia.
3.
Reaktor menghasilkan produk limbah
nuklir yang memancarkan radiasi yang berbahaya, karena mereka bisa membunuh
orang-orang yang menyentuh mereka, mereka tidak bisa dibuang seperti sampah
biasa. Saat ini, banyak limbah nuklir disimpan di kolam pendingin khusus di
pabrik nuklir. Amerika Serikat berencana untuk memindahkan nuklirnya semua
adalah sebuah dump bawah tanah terisolasi pada tahun 2010. Pada tahun 1957, limbah
nuklir dimakamkan di situs dump di Pegunungan Ural Rusia itu, dekat Moskow,
misterius meledak. Hal ini mengakibatkan kematian puluhan orang.
4.
Jenis bencana yang mungkin dikenal
sebagai reaktor meltdown. Dalam meltdown, reaksi fisi atom berjalan di luar
kendali, yang menyebabkan ledakan nuklir melepaskan radiasi dalam jumlah besar.
Proses fisi nuklir tersebut adalah proses yang amat kompleks dan penuh resiko.
Kalau terjadi masalah atau kerusakan di dalam inti reaktor, kemungkinan besar
dia akan terlalu panas dan meleleh. Kalau sebuah reaktor meleleh akan terjadi
pelepasan radiasi besar-besaran. Karena suhu yang sangat tinggi sekali, ada
kemungkinan bahwa bangunan perlindungan inti reaktor, yang dibuat dari logam
dan/atau semen, akan rusak, alhasil radiasi tinggi akan terpancar ke lingkungan
sekitarnya dengan konsekuensi yang amat parah.
5.
Orang-orang yang rentan terhadap
penyakit bahkan bertahun-tahun setelah mereka terkena radiasi nuklir.
6. Radioaktif tingkat tinggi
dipancarkan dari energi nuklir sangat berbahaya. Sekali dirilis, hal itu
berlangsung selama puluhan ribu tahun sebelum membusuk ke tingkat yang aman.
Ledakan Nuklir dapat menghasilkan radiasi sangat tinggi yang melepaskan
elektron dan mampu merusak DN
Pemanfaatan nuklir sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir

Dalam permasalahan ini tenaga nuklir banyak dibicarakan dan menjadi topik yang hangat diIndonesia ,untuk itu saya akan menjelaskan lebih detail tentang penggunaan Nuklir agar anda dapat menyimpulkan,,pantaskah nuklir dipakai dinegara kita.
Nuklir Alternatif Menjawab Krisis Energi
Harga minyak mentah di pasar internasional yang bersifat fluktuatif agaknya membuat penghuni dunia tersentak. Wajar, karena dari waktu ke waktu, kebutuhan akan kuantitas minyak sebagai sumber energi selalu meningkat. Sekitar 50% kebutuhan energi dunia bersumber dari bahan bakar minyak. Sisanya, disuplai dari. batu bara dan gas alam, Sementara energi surya, angin dan sebagainya, hanya memberikan kontribusi yang sedikit.
Beberapa tahun mendatang, energi tak terbarukan itu pun dipastikan akan habis. Mungkin, penghematan dapat menjadi alternatif agar stok minyak dapat bertahan dalam jangka waktu yang panjang. Namun, sampai kapan harus terus berhemat. Apalagi, seiring dengan meningkatnya teknologi dan industrialisasi, sangat mustahil, jika seruan berhemat BBM dapat dilaksanakan semaksimal mungkin.
Justru sebaliknya, kandungan minyak di perut bumi akan terus dieksploitasi guna menjawab kebutuhan energi industri dan rumah tangga. Karena itu, sudah saatnya perlu ada implementasi kebijakan yang revolusioner ke arah inovasi energi nonmigas.
Dalam konteks ini, energi nuklir menjadi alternatif yang harus diperhitungkan. Laporan World Nuclear Association 2005 berjudul The New Economics of Nuclear Power, menyimpulkan bahwa nuklir adalah alternatif terbaik menjawab persoalan semakin langkanya minyak sebagai sumber energi.
Biayanya jauh lebih rendah dibandingkan dengan energi berbahan bakar lain. Di Spanyol, biaya produksi listrik yang dihasilkan pembangkit nuklir turun hingga 29% selama 1995-2001. Ongkos bahan bakar energi listrik nuklir juga lebih rendah dibandingkan dengan biaya listrik berbahan batu bara, minyak, dan gas yang kadang menyebabkan masalah logistik, serta pencemaran.
Sementara nuklir, dengan bahan baku uranium dipastikan akan lebih mudah diangkut dan murah biaya. Volume yang diperlukan lebih kecil dari pada batu bara dan minyak. Satu kilogram uranium alam dapat menghasilkan 20.000 kali lebih banyak energi ketimbang jumlah batu bara yang sama.
Dengan nuklir, maka diperkirakan peran batu bara dapat berkurang menjadi 91 juta ton pada 2025, dengan pangsa listrik nuklir yang memadai yaitu 20%.
Lebih bersaingBerdasarkan perhitungan Asosiasi Nuklir Dunia pada Januari 2006, daya nuklir jauh lebih bersaing dibandingkan dengan pembangkit listrik jenis lain. Biaya energi nuklir hanya sekitar sepersepuluh biaya batu bara. Biaya energi nuklir rata-rata 0,4 sen euro per kWh, sama seperti tenaga air. Batu bara lebih 4 sen euro, gas berjangka 2,3 sen euro dan hanya tenaga angin yang lebih baik daripada nuklir. Biaya nuklir pun akan terus menurun.
Daya tarik energi nuklir juga terletak pada_murahnya ongkos bahan bakar dibandingkan dengan pusat listrik batu bara, minyak dan gas. Biaya yang dikeluarkan menyangkut pengelolaan bahan bakar bekas pakai, dekomisioning dan penyimpanan limbah akhir. Biaya dekomisioning diperkirakan sebesar 9%-15% dari biaya modal awal pusat listrik nuklir.
Biaya tersebut hanya beberapa persen tambahan atas biaya investasi. Bahkan, lebih kecil lagi dari biaya pembangkit listrik. Dalam laporan bersama Nuclear Energy Agency OECD dengan International Energy Agency yang disusun selama tujuh tahun, disimpulkan bahwa daya saing nuklir terus bertambah karena pada 1998, terjadi peningkatan faktor kapasitas listrik nuklir dan naiknya harga gas.
Meski demikian, dengan segala keunggulannya, energi nuklir seolah tenggelam karena banyak masyarakat dunia yang masih phobia terhadap tragedi meledaknya reaktor Chernobyl Ukraina pada 26 April 1986.
Mohammad Ridwan, Mantan Kepala Badan Pengawas Teknologi Nuklir, dalam presentasinya pada acara diskusi panel tentang Pembangunan PLTN.di Indonesia di Jakarta beberapa waktu lalu, mengatakan tidak perlu tragedi tersebut menjadi penghambat dalam mengimplementasikan energi nuklir.
Menurut dia, tragedi tersebut terjadi karena desain reaktor Chernobyl tidak stabil pada daya rendah. Sementara daya reaktor bisa naik cepat tanpa bisa dikendalikan. Di Indonesia, jarang sekali masyarakat yang tahu kontribusi positif nuklir bagi kesejahteraan manusia. Nuklir menjadi momok senjata yang menakutkan. Padahal, Indonesia tidak pernah berminat membangun infrastruktur senjata nuklir untuk berperang.
yakni bahaya radiasi yang dapat
membunuh makhluk hidup. Namun, pembangunan PLTN juga memiliki dampak positif
bagi masyarakat. Dengan PLTN secara bertahap pembebasan karbondioksida ke
atmosfer, yang menjadi menyebab pemanasan global, dapat dibatasi. Selain itu
dapat pula dikurangi emisi gas SO2, VHC, dan Nox sehingga membantu mengurangi
hujan asam dan pembatas emisi gas rumah kaca.
1. Reaktor nuklir sangat
membahayakan dan mengancam keselamatan jiwa manusia. Radiasi yang diakibatkan
oleh reaktor nuklir ini ada dua. Pertama, radiasi langsung, yaitu radiasi yang
terjadi bila radio aktif yang dipancarkan mengenai langsung kulit atau tubuh
manusia. Kedua, radiasi tak langsung. Radiasi tak langsung adalah radiasi yang
terjadi lewat makanan dan minuman yang tercemar zat radio aktif, baik melalui udara,
air, maupun media lainnya
2. Teknologi Nuklir bisa di salah
gunakan untuk senjata pemusnah massal.
3. Ada beberapa bahaya laten dari
PLTN yang perlu dipertimbangkan.
Pertama,
kesalahan manusia (human error) yang bisa menyebabkan kebocoran, yang jangkauan
radiasinya sangat luas dan berakibat fatal bagi lingkungan dan makhluk hidup.
Kedua, salah satu yang dihasilkan oleh PLTN, yaitu Plutonium memiliki hulu
ledak yang sangat dahsyat. Sebab Plutonium inilah, salah satu bahan baku pembuatan
senjata nuklir. Kota Hiroshima hancur lebur hanya oleh 5 kg Plutonium. Ketiga,
limbah yang dihasilkan (Uranium) bisa berpengaruh pada genetika. Di samping
itu, tenaga nuklir memancarkan radiasi radio aktif yang sangat berbahaya bagi
manusia.
Banyak studi menunjukkan bahwa PLTN dapat berkompetitif penuh dengan alternatif-alternatifnya di banyak negara. Namun, di beberapa negara, di mana limpahan bahan bakar fossil tersedia pada biaya rendah atau di mana grid daya listrik terlalu kecil untuk mengakomodasi unit nuklir yang besar, PLTN cenderung tidak kompetitif.
Dengan menghemat bahan bakar fossil dunia, PLTN secara langsung memberi manfaat kepada negara-negara berkembang. Makin besar sumbangan nuklir, makin rendah laju peningkatan harga-harga bahan bakar fossil. Karena, biaya energi yang tinggi berarti bahwa makin banyak usaha diberikan dalam mendapatkan energi dan makin sedikit dihasilkan barang dan jasa. Sumber daya yang telah dibebaskan dapat digunakan untuk menghasilkan barang-barang atau untuk tujuan-tujuan sosial-ekonomi.
Sementara itu, penggunaan energi fossil telah mencapai suatu level sedemikian dampak-dampak lingkungannya menjadi penting melintasi skala lokal dan regional. Saat ini, keprihatinan utama tentang penggunaan yang meningkat dan berlanjut dari bahan bakar fossil adalah masalah emisi CO2. Muncul keprihatinan di antara para ahli bahwa peningkatan konsumsi bahan bakar fossil menyebabkan penimbunan karbon dioksida di atmosfer bumi yang dapat membawa efek-efek berbahaya pada iklim global. Selain itu, ada emisi-emisi berbahaya lain dari pembakaran batu-bara, beberapa di antaranya berkontribusi pada hujan asam yang dapat membahayakan danau-danau dan hutan. Pembakaran minyak dalam pembangkit-pembangkit listrik, tanur-tanur atau kendaraan-kendaraan juga berkontribusi pada kerusakan lingkungan. Memang, masih banyak riset diperlukan untuk memahami apakah keprihatinan ini terbukti, namun pada tingkat ini akan tidak bijaksana untuk menganggap bahwa dunia akan mampu untuk terus secara tak terbatas menyandarkan konsumsinya pada bahan bakar fossil.
Dengan demikian, penggunaan energi nuklir akan menghilangkan sumber dari beberapa masalah ini baik secara langsung dalam produksi listrik maupun di mana listrik nuklir menggantikan bahan bakar fosil, dalam pemanasan misalnya. Dalam operasi normal PLTN sangat sedikit menyebabkan kerusakan lingkungan dan bermanfaat bila mereka menggantikan pembangkit-pembangkit yang mengemisi CO2, SO2 dan NOx. Dalam kaitan ini mereka akan membantu mengurangi hujan asam dan membatasi emisi gas rumah kaca.
Kendati demikian, di banyak negara muncul kepedulian publik signifikan terhadap PLTN dan oposisi terhadap pengenalan atau pengekspansiannya. Kepedulian-kepedulian terpusat pada risiko kecelakaan, pembuangan limbah radioaktif dan proliferasi senjata nuklir. Dua keprihatinan pertama berkaitan langsung dengan proteksi lingkungan.
Orang mengkhawatirkan keselamatan PLTN dan efek-efeknya pada lingkungan yang timbul dari limbah-limbah nuklir. Meski, industri nuklir percaya bahwa baik keselamatan maupun limbah-limbah dapat ditangani sehingga risiko-risikonya terhadap publik dapat dipertahankan pada level paling tidak serendah yang dari industri-industri lain.
Risiko potensial terhadap kesehatan dan lingkungan dari sebuah PLTN bergantung pada desain, tapak, konstruksi dan operasinya. Kemungkinan adanya bahaya tak lazim telah diketahui sejak awal pengembangan sistem energi nuklir dan bahwa tercapainya level keselamatan tingkat tinggi merupakan tujuan utama.
Pertimbangan keselamatan telah menciptakan suatu strategi yang didasarkan pada konsep membangun barrier-barrier protektif berlapis terhadap pelepasan material radioaktif dan penggunaan peralatan tambahan untuk menjamin integritas barrier-barrier tersebut. Salah satu bentuk barrier (penghalang), yang diadopsi di beberapa negara untuk reaktor berpendingin dan bermoderator air, adalah sebuah pengungkung kuat yang didesain untuk mencegah setiap lepasan material radioaktif yang mungkin timbul sebagai akibat kecelakaan. Pentingnya keunggulan desain ini telah ditunjukkan secara baik oleh dua kecelakaan PLTN utama yang terjadi selama operasi: kecelakaan Three Mile Island, Amerika Serikat, pada 1979 dan Chernobyl, Ukraina, pada 1986.
Kecelakaan Three Mile Island tidak menimbulkan efek berarti pada publik karena pengungkung berfungsi seperti dirancang. Kecelakaan ini telah menarik perhatian terhadap rekayasa kompleks yang terlibat dalam mencegah pelelehan bahan bakar dan yang mengandung efek-efek malfungsi utama lainya. Radioaktivitas total yang lepas dari kecelakaan ini kecil, dan dosis maksimum bagi individu yang hidup di dekat PLTN jauh di bawah batas-batas yang telah ditentukan Internasional. Pengungkungnya bekerja!
Para ahli keselamatan reaktor sepakat bahwa bencana utama hanya dapat terjadi jika sebagian besar bahan bakar dalam teras reaktor meleleh. Peristiwa seperti ini terjadi jika pendingin teras reaktor hilang secara tiba-tiba. Oleh karenanya, perlengkapan sistem pendingin teras darurat harus selalu disiap-siagakan. Dalam hal kegagalan ini, yang menyebabkan pelelehan teras, reaktor biasanya dikungkung dalam bangunan yang dirancang untuk mencegah pelepasan radioaktif ke lingkungan. Sekitar seperempat biaya kapital reaktor-reaktor biasanya ditujukan bagi desain rekayasa untuk memperkuat keselamatan operator dan lingkungannya.
Sebaliknya kecelakaan Chernobyl, yang memiliki defisiensi desain dan ketiadaan pengungkung, mempunyai konsekuensi-konsekuensi di luar tapak yang serius. Demikian seriusnya, kecelakaan ini telah meminta korban jiwa dan terjadi paparan radiasi dengan dosis signifikan ke lingkungan.
Kecelakaan tersebut mengundang keprihatinan publik terhadap tiadanya struktur pengungkung substansial seperti standar reaktor di negara Barat. Disamping itu, desainnya sedemikian rupa sehingga kegagalan pendingin menyebabkan peningkatan output daya, tidak seperti reaktor Barat yang mempunyai koefisien rongga negatif sehingga kehilangan pendingin secara otomatis mengurangi output daya.
Laporan ahli OECD menyimpulkan bahwa "kecelakaan Chernobyl tidak menjelaskan sesuatu fenomena baru yang sebelumnya tak diketahui atau isu-isu keselamatan yang tak terpecahkan atau lain-lain yang dicakup oleh program-program keselamatan reaktor untuk reaktor-reaktor daya komersial saat ini di negara-negara anggota OECD." Dengan alasan ini, kecelakaan tersebut tidak berpengaruh pada program PLTN dunia, selain hanya mempertegas kembali perlunya sistem-sistem reaktor direkayasa secara sempurna.
Ada sejumlah kecelakaan dalam reaktor-reaktor eksperimental dan dalam satu bangunan penghasil plutonium militer, namun tak satupun yang menyebabkan kehilangan jiwa yang teridentifikasi di luar bangunan yang sesungguhnya, atau kontaminasi lingkungan jangka panjang.
Meskipun rekaman keselamatan PLTN komersial begitu mengesankan dengan rekayasa struktur dan sistem reaktor yang ketat yang membuat pelepasan radioaktif katastrofik dari reaktor Barat hampir tidak mungkin, namun banyak yang tidak menginginkan dijalankannya sesuatu yang berisiko seperti ini. Ketakutan ini memperkuat perlawanan terhadap manfaat PLTN, serupa dengan katakutan orang akan jatuhnya pesawat terbang di atas kepala mereka, terlepas dari pentingnya transportasi udara itu sendiri. Akhirnya, keseimbangan antara risiko dan manfaat bukanlah latihan saintifik semata. Bagaimanapun, di tengah gaung kekhawatiran publik, nuklir dalam berbagai aplikasinya tetap menjadi harapan bagi kemakmuran masa depan
Keuntungan dari Tenaga Nuklir sebagi pembangkit lisntrik
•pembangkit listrik tenaga nuklir tidak memakan banyak ruang. Hal ini memungkinkan mereka untuk ditempatkan di lokasi yang telah dikembangkan dan kekuasaan tidak harus ditransfer jarak jauh.
•Ini tidak mencemari dengan cara yang sangat langsung. Hal ini bersih dari bentuk-bentuk lain dari produksi energi. Hal ini mengacu pada emisi gas rumah kaca yang dilepaskan ke atmosfir. Ada produk limbah seperti yang dijelaskan di bawah ini.
•Keuntungan lain tenaga nuklir adalah bahwa energi nuklir adalah jauh bentuk paling terkonsentrasi energi, sehingga dapat diproduksi dalam jumlah besar selama jangka waktu yang singkat.
•Kemungkinan untuk produksi jangka panjang yang besar karena reaktor baru, di mana mahal dapat dibuat ketika yang lama usang. cadangan Minyak dan jenis bahan bakar fosil lainnya cenderung kehabisan di beberapa titik.
• Salah satu manfaat paling signifikan dari energi nuklir adalah bahwa tanaman nuklir akan menghasilkan energi bahkan setelah batubara dan minyak menjadi langka. Dengan demikian, tanaman nuklir memainkan peran utama dalam produksi energi.
• Kurang bahan bakar nuklir yang diperlukan oleh tanaman jika dibandingkan dengan orang yang membakar bahan bakar fosil. Bahkan setelah membakar beberapa juta ton batubara atau beberapa juta barel minyak, satu ton uranium menghasilkan lebih banyak energi.
• Produksi energi nuklir juga ramah lingkungan seperti batubara dan pembakaran tanaman minyak mencemari udara. Di sisi lain, PLTN tidak mengotori lingkungan dan karenanya, menurunkan ketergantungan pada penyebab polusi bahan bakar fosil.
• Tanaman Nuklir membutuhkan ruang lebih sedikit dan maka juga dapat membangun-up di ruang terbatas, jika dibandingkan dengan orang lain.
• Bila dibandingkan dengan batubara dan minyak, energi nuklir adalah jauh terkonsentrasi sebagian besar bentuk energi.
Kekurangan dari Tenaga Nuklir:
• Salah satu kelemahan utama energi nuklir adalah bahwa ledakan menghasilkan radiasi nuklir, radiasi ini merugikan sel-sel tubuh yang dapat membuat manusia sakit atau bahkan menyebabkan kematian mereka. Penyakit dapat muncul atau memukul tahun orang setelah mereka terkena radiasi nuklir.
• Orang-orang yang rentan terhadap penyakit bahkan bertahun-tahun setelah mereka terkena radiasi nuklir.
• Radioaktif tingkat tinggi dipancarkan dari energi nuklir sangat berbahaya. Sekali dirilis, hal itu berlangsung selama puluhan ribu tahun sebelum membusuk ke tingkat yang aman.
• Untuk teroris, tanaman nuklir akan menjadi salah satu target yang paling sangat mengganggu daerah untuk catu daya dan menghancurkan sebuah seluruh wilayah dalam satu pergi.
• Uranium adalah sumber daya yang langka, dan diharapkan untuk terakhir hanya untuk tahun berikutnya 30-60 tergantung pada permintaan aktual.
• Periode kehamilan untuk pembangkit listrik tenaga nuklir yang cukup panjang. Kerangka waktu yang diperlukan untuk formalitas, perencanaan dan pembangunan generasi pembangkit listrik nuklir baru dalam kisaran 20 sampai 30 tahun.
•Jenis bencana yang mungkin dikenal sebagai reaktor meltdown. Dalam meltdown, reaksi fisi atom berjalan di luar kendali, yang menyebabkan ledakan nuklir melepaskan radiasi dalam jumlah besar.
•pembuangan limbah nuklir dapat terbakar spontan tanpa peringatan.
Berikut adalah beberapa contoh kebocoran yang terjadi sepanjang sejarah::
•Pada tahun 1979, di Three Mile Island dekat Harrisburg, Pennsylvania, sistem pendingin reaktor nuklir gagal. Radiasi lolos, memaksa puluhan ribu orang untuk melarikan diri. itu masalah dipecahkan menit Untungnya sebelum krisis total akan terjadi, dan tidak ada kematian.
•Pada tahun 1986, yang lebih buruk banyak bencana melanda Rusia pembangkit listrik tenaga nuklir Chernobyl. Dalam insiden ini, sejumlah besar radiasi melarikan diri dari reaktor. Ratusan ribu orang terkena radiasi. Several dozen died within a few days. Beberapa lusin meninggal dalam beberapa hari. Pada tahun-tahun mendatang, ribuan lainnya mungkin akan mati dari kanker yang diinduksi oleh radiasi.
•Reaktor menghasilkan produk limbah nuklir yang memancarkan radiasi yang berbahaya, karena mereka bisa membunuh orang-orang yang menyentuh mereka, mereka tidak bisa dibuang seperti sampah biasa. Saat ini, banyak limbah nuklir disimpan di kolam pendingin khusus di pabrik nuklir.
•Amerika Serikat berencana untuk memindahkan nuklirnya semua adalah sebuah dump bawah tanah terisolasi pada tahun 2010.
•Pada tahun 1957, limbah nuklir dimakamkan di situs dump di Pegunungan Ural Rusia itu, dekat Moskow, misterius meledak. Hal ini mengakibatkan kematian puluhan orang
•Kerugian lain adalah bahwa reaktor nuklir hanya berlangsung sekitar empat puluh sampai lima puluh tahun
Banyak studi menunjukkan bahwa PLTN dapat berkompetitif penuh dengan alternatif-alternatifnya di banyak negara. Namun, di beberapa negara, di mana limpahan bahan bakar fossil tersedia pada biaya rendah atau di mana grid daya listrik terlalu kecil untuk mengakomodasi unit nuklir yang besar, PLTN cenderung tidak kompetitif.
Dengan menghemat bahan bakar fossil dunia, PLTN secara langsung memberi manfaat kepada negara-negara berkembang. Makin besar sumbangan nuklir, makin rendah laju peningkatan harga-harga bahan bakar fossil. Karena, biaya energi yang tinggi berarti bahwa makin banyak usaha diberikan dalam mendapatkan energi dan makin sedikit dihasilkan barang dan jasa. Sumber daya yang telah dibebaskan dapat digunakan untuk menghasilkan barang-barang atau untuk tujuan-tujuan sosial-ekonomi.
Sementara itu, penggunaan energi fossil telah mencapai suatu level sedemikian dampak-dampak lingkungannya menjadi penting melintasi skala lokal dan regional. Saat ini, keprihatinan utama tentang penggunaan yang meningkat dan berlanjut dari bahan bakar fossil adalah masalah emisi CO2. Muncul keprihatinan di antara para ahli bahwa peningkatan konsumsi bahan bakar fossil menyebabkan penimbunan karbon dioksida di atmosfer bumi yang dapat membawa efek-efek berbahaya pada iklim global. Selain itu, ada emisi-emisi berbahaya lain dari pembakaran batu-bara, beberapa di antaranya berkontribusi pada hujan asam yang dapat membahayakan danau-danau dan hutan. Pembakaran minyak dalam pembangkit-pembangkit listrik, tanur-tanur atau kendaraan-kendaraan juga berkontribusi pada kerusakan lingkungan. Memang, masih banyak riset diperlukan untuk memahami apakah keprihatinan ini terbukti, namun pada tingkat ini akan tidak bijaksana untuk menganggap bahwa dunia akan mampu untuk terus secara tak terbatas menyandarkan konsumsinya pada bahan bakar fossil.
Dengan demikian, penggunaan energi nuklir akan menghilangkan sumber dari beberapa masalah ini baik secara langsung dalam produksi listrik maupun di mana listrik nuklir menggantikan bahan bakar fosil, dalam pemanasan misalnya. Dalam operasi normal PLTN sangat sedikit menyebabkan kerusakan lingkungan dan bermanfaat bila mereka menggantikan pembangkit-pembangkit yang mengemisi CO2, SO2 dan NOx. Dalam kaitan ini mereka akan membantu mengurangi hujan asam dan membatasi emisi gas rumah kaca.
Kendati demikian, di banyak negara muncul kepedulian publik signifikan terhadap PLTN dan oposisi terhadap pengenalan atau pengekspansiannya. Kepedulian-kepedulian terpusat pada risiko kecelakaan, pembuangan limbah radioaktif dan proliferasi senjata nuklir. Dua keprihatinan pertama berkaitan langsung dengan proteksi lingkungan.
Orang mengkhawatirkan keselamatan PLTN dan efek-efeknya pada lingkungan yang timbul dari limbah-limbah nuklir. Meski, industri nuklir percaya bahwa baik keselamatan maupun limbah-limbah dapat ditangani sehingga risiko-risikonya terhadap publik dapat dipertahankan pada level paling tidak serendah yang dari industri-industri lain.
Risiko potensial terhadap kesehatan dan lingkungan dari sebuah PLTN bergantung pada desain, tapak, konstruksi dan operasinya. Kemungkinan adanya bahaya tak lazim telah diketahui sejak awal pengembangan sistem energi nuklir dan bahwa tercapainya level keselamatan tingkat tinggi merupakan tujuan utama.
Pertimbangan keselamatan telah menciptakan suatu strategi yang didasarkan pada konsep membangun barrier-barrier protektif berlapis terhadap pelepasan material radioaktif dan penggunaan peralatan tambahan untuk menjamin integritas barrier-barrier tersebut. Salah satu bentuk barrier (penghalang), yang diadopsi di beberapa negara untuk reaktor berpendingin dan bermoderator air, adalah sebuah pengungkung kuat yang didesain untuk mencegah setiap lepasan material radioaktif yang mungkin timbul sebagai akibat kecelakaan. Pentingnya keunggulan desain ini telah ditunjukkan secara baik oleh dua kecelakaan PLTN utama yang terjadi selama operasi: kecelakaan Three Mile Island, Amerika Serikat, pada 1979 dan Chernobyl, Ukraina, pada 1986.
Kecelakaan Three Mile Island tidak menimbulkan efek berarti pada publik karena pengungkung berfungsi seperti dirancang. Kecelakaan ini telah menarik perhatian terhadap rekayasa kompleks yang terlibat dalam mencegah pelelehan bahan bakar dan yang mengandung efek-efek malfungsi utama lainya. Radioaktivitas total yang lepas dari kecelakaan ini kecil, dan dosis maksimum bagi individu yang hidup di dekat PLTN jauh di bawah batas-batas yang telah ditentukan Internasional. Pengungkungnya bekerja!
Para ahli keselamatan reaktor sepakat bahwa bencana utama hanya dapat terjadi jika sebagian besar bahan bakar dalam teras reaktor meleleh. Peristiwa seperti ini terjadi jika pendingin teras reaktor hilang secara tiba-tiba. Oleh karenanya, perlengkapan sistem pendingin teras darurat harus selalu disiap-siagakan. Dalam hal kegagalan ini, yang menyebabkan pelelehan teras, reaktor biasanya dikungkung dalam bangunan yang dirancang untuk mencegah pelepasan radioaktif ke lingkungan. Sekitar seperempat biaya kapital reaktor-reaktor biasanya ditujukan bagi desain rekayasa untuk memperkuat keselamatan operator dan lingkungannya.
Sebaliknya kecelakaan Chernobyl, yang memiliki defisiensi desain dan ketiadaan pengungkung, mempunyai konsekuensi-konsekuensi di luar tapak yang serius. Demikian seriusnya, kecelakaan ini telah meminta korban jiwa dan terjadi paparan radiasi dengan dosis signifikan ke lingkungan.
Kecelakaan tersebut mengundang keprihatinan publik terhadap tiadanya struktur pengungkung substansial seperti standar reaktor di negara Barat. Disamping itu, desainnya sedemikian rupa sehingga kegagalan pendingin menyebabkan peningkatan output daya, tidak seperti reaktor Barat yang mempunyai koefisien rongga negatif sehingga kehilangan pendingin secara otomatis mengurangi output daya.
Laporan ahli OECD menyimpulkan bahwa "kecelakaan Chernobyl tidak menjelaskan sesuatu fenomena baru yang sebelumnya tak diketahui atau isu-isu keselamatan yang tak terpecahkan atau lain-lain yang dicakup oleh program-program keselamatan reaktor untuk reaktor-reaktor daya komersial saat ini di negara-negara anggota OECD." Dengan alasan ini, kecelakaan tersebut tidak berpengaruh pada program PLTN dunia, selain hanya mempertegas kembali perlunya sistem-sistem reaktor direkayasa secara sempurna.
Ada sejumlah kecelakaan dalam reaktor-reaktor eksperimental dan dalam satu bangunan penghasil plutonium militer, namun tak satupun yang menyebabkan kehilangan jiwa yang teridentifikasi di luar bangunan yang sesungguhnya, atau kontaminasi lingkungan jangka panjang.
Meskipun rekaman keselamatan PLTN komersial begitu mengesankan dengan rekayasa struktur dan sistem reaktor yang ketat yang membuat pelepasan radioaktif katastrofik dari reaktor Barat hampir tidak mungkin, namun banyak yang tidak menginginkan dijalankannya sesuatu yang berisiko seperti ini. Ketakutan ini memperkuat perlawanan terhadap manfaat PLTN, serupa dengan katakutan orang akan jatuhnya pesawat terbang di atas kepala mereka, terlepas dari pentingnya transportasi udara itu sendiri. Akhirnya, keseimbangan antara risiko dan manfaat bukanlah latihan saintifik semata. Bagaimanapun, di tengah gaung kekhawatiran publik, nuklir dalam berbagai aplikasinya tetap menjadi harapan bagi kemakmuran masa depan
Keuntungan dari Tenaga Nuklir sebagi pembangkit lisntrik
•pembangkit listrik tenaga nuklir tidak memakan banyak ruang. Hal ini memungkinkan mereka untuk ditempatkan di lokasi yang telah dikembangkan dan kekuasaan tidak harus ditransfer jarak jauh.
•Ini tidak mencemari dengan cara yang sangat langsung. Hal ini bersih dari bentuk-bentuk lain dari produksi energi. Hal ini mengacu pada emisi gas rumah kaca yang dilepaskan ke atmosfir. Ada produk limbah seperti yang dijelaskan di bawah ini.
•Keuntungan lain tenaga nuklir adalah bahwa energi nuklir adalah jauh bentuk paling terkonsentrasi energi, sehingga dapat diproduksi dalam jumlah besar selama jangka waktu yang singkat.
•Kemungkinan untuk produksi jangka panjang yang besar karena reaktor baru, di mana mahal dapat dibuat ketika yang lama usang. cadangan Minyak dan jenis bahan bakar fosil lainnya cenderung kehabisan di beberapa titik.
• Salah satu manfaat paling signifikan dari energi nuklir adalah bahwa tanaman nuklir akan menghasilkan energi bahkan setelah batubara dan minyak menjadi langka. Dengan demikian, tanaman nuklir memainkan peran utama dalam produksi energi.
• Kurang bahan bakar nuklir yang diperlukan oleh tanaman jika dibandingkan dengan orang yang membakar bahan bakar fosil. Bahkan setelah membakar beberapa juta ton batubara atau beberapa juta barel minyak, satu ton uranium menghasilkan lebih banyak energi.
• Produksi energi nuklir juga ramah lingkungan seperti batubara dan pembakaran tanaman minyak mencemari udara. Di sisi lain, PLTN tidak mengotori lingkungan dan karenanya, menurunkan ketergantungan pada penyebab polusi bahan bakar fosil.
• Tanaman Nuklir membutuhkan ruang lebih sedikit dan maka juga dapat membangun-up di ruang terbatas, jika dibandingkan dengan orang lain.
• Bila dibandingkan dengan batubara dan minyak, energi nuklir adalah jauh terkonsentrasi sebagian besar bentuk energi.
Kekurangan dari Tenaga Nuklir:
• Salah satu kelemahan utama energi nuklir adalah bahwa ledakan menghasilkan radiasi nuklir, radiasi ini merugikan sel-sel tubuh yang dapat membuat manusia sakit atau bahkan menyebabkan kematian mereka. Penyakit dapat muncul atau memukul tahun orang setelah mereka terkena radiasi nuklir.
• Orang-orang yang rentan terhadap penyakit bahkan bertahun-tahun setelah mereka terkena radiasi nuklir.
• Radioaktif tingkat tinggi dipancarkan dari energi nuklir sangat berbahaya. Sekali dirilis, hal itu berlangsung selama puluhan ribu tahun sebelum membusuk ke tingkat yang aman.
• Untuk teroris, tanaman nuklir akan menjadi salah satu target yang paling sangat mengganggu daerah untuk catu daya dan menghancurkan sebuah seluruh wilayah dalam satu pergi.
• Uranium adalah sumber daya yang langka, dan diharapkan untuk terakhir hanya untuk tahun berikutnya 30-60 tergantung pada permintaan aktual.
• Periode kehamilan untuk pembangkit listrik tenaga nuklir yang cukup panjang. Kerangka waktu yang diperlukan untuk formalitas, perencanaan dan pembangunan generasi pembangkit listrik nuklir baru dalam kisaran 20 sampai 30 tahun.
•Jenis bencana yang mungkin dikenal sebagai reaktor meltdown. Dalam meltdown, reaksi fisi atom berjalan di luar kendali, yang menyebabkan ledakan nuklir melepaskan radiasi dalam jumlah besar.
•pembuangan limbah nuklir dapat terbakar spontan tanpa peringatan.
Berikut adalah beberapa contoh kebocoran yang terjadi sepanjang sejarah::
•Pada tahun 1979, di Three Mile Island dekat Harrisburg, Pennsylvania, sistem pendingin reaktor nuklir gagal. Radiasi lolos, memaksa puluhan ribu orang untuk melarikan diri. itu masalah dipecahkan menit Untungnya sebelum krisis total akan terjadi, dan tidak ada kematian.
•Pada tahun 1986, yang lebih buruk banyak bencana melanda Rusia pembangkit listrik tenaga nuklir Chernobyl. Dalam insiden ini, sejumlah besar radiasi melarikan diri dari reaktor. Ratusan ribu orang terkena radiasi. Several dozen died within a few days. Beberapa lusin meninggal dalam beberapa hari. Pada tahun-tahun mendatang, ribuan lainnya mungkin akan mati dari kanker yang diinduksi oleh radiasi.
•Reaktor menghasilkan produk limbah nuklir yang memancarkan radiasi yang berbahaya, karena mereka bisa membunuh orang-orang yang menyentuh mereka, mereka tidak bisa dibuang seperti sampah biasa. Saat ini, banyak limbah nuklir disimpan di kolam pendingin khusus di pabrik nuklir.
•Amerika Serikat berencana untuk memindahkan nuklirnya semua adalah sebuah dump bawah tanah terisolasi pada tahun 2010.
•Pada tahun 1957, limbah nuklir dimakamkan di situs dump di Pegunungan Ural Rusia itu, dekat Moskow, misterius meledak. Hal ini mengakibatkan kematian puluhan orang
•Kerugian lain adalah bahwa reaktor nuklir hanya berlangsung sekitar empat puluh sampai lima puluh tahun
Fakta Manfaat:
- Amerika adalah salah satu negara dengan pengguna energi nuklir terbesar. Nuklir di Amerika menghasilkan sekitar 20 persen energi dari 103 PLTN yang ada.
- Prancis adalah salah satu pemasok listrik dari energi nuklir terbesar hingga 75% listrik domestik dari 59 PLTN yang beroperasi.
- Di Asia Korea, menjadi penghasil energi listrik terbesar dari nuklir hingga 40% energi dari 20 PLTN yang beroperasi.
- Tercatat sekitar 439 PLTN yang beroperasi di 32 Negara
- Nuklir termasuk ramah lingkungan karena limbah produksinya sedikit di bandingkan dengan bahan bakar fosil karena tidak menghasilkan logam berat seperti cadmium, plumbum, arsen, serta gas emisi seperti SO2, VHC.
- Pembangkit listrik tenaga nuklir menggunakan reaksi fisi (proses pemisahan atom menjadi inti yang lebih kecil)
- Sumber energi reaksi nuklir berasal dari Uranium yang tidak terbarukan
- PLTN menjadi salah satu yang menghasilkan udara bersih di Amerika karena limbah produksi yang sangat sedikit.
- limbah radioaktif nuklir dipendam di didalam wadah di bawah permukaan tanah dan biasanya di gunung hingga radioaktif nya hilang.
Fakta Kerugian/Bahaya:
- Ledakan Nuklir dapat menghasilkan radiasi sangat tinggi yang melepaskan elektron dan mampu merusak DNA.
- Bencana Pertama tercatat sebagai bahaya nuklir adalah saat Bom Hirosima dan Nagasaki yang mempu menghancurkan wilayah tersebut hingga berkeping-keping hingga menewaskan 140.000 orang di Hirosima dan 80.000 orang di Nagasaki.
- Saat suatu daerah terkena ledakan nuklir, maka nuklir akan naik ke atmosfer dan tetap berada di atmosfer hingga bertahun-tahun sebelum mengendap di udara atau dipermukaan tanah.
- Tahun 1979, pembangkit listrik tenaga nuklir meledak di Three Mile Island Pennsylvania. Bencana tersebut membuat 2 juta penduduk terdekat terkena radiasi rendah (kurang dari kekuatan sebuah x-ray).
- Bencana terburuk lainnya dari ledakan PLTN dalam sejarah terjadi di Ukraina pada tahun 1986. Ledakan di Pembangkit Listrik Chernobyl menewaskan 30 pekerja dan menyebabkan relokasi dari 300.000 penduduk. Dalam tahun-tahun berikutnya, ribuan anak-anak yang tinggal di dekat pabrik menderita kanker tiroid.
- Jepang telah mengalami 3 kali ledakan PLTN sejak tahun 1999. Kecelakaan terbaru tahun 2011 di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Fukushima terjadi setelah gempa 9,0 skala Richter dan tsunami berikutnya yang merusak sistem pendingin. Pemerintah mengevakuasi lebih dari 2.000 penduduk dari radius 20 kilometer di sekitar pabrik.
Bagaimana dengan
Indonesia yang merencanakan menggunakan energi nuklir sebagai penyumbang terbesar
pasokan listrik?
MENEGRISTEK Kusmayanto Kadiman menegaskan keyakinannya akan kemampuan
Indonesia untuk memanfaatkan energi nuklir di PLTN.
Indonesia saat ini memiliki tiga reaktor riset. Pengoperasian
dan perawatan ketiga reaktor itu memberikan pengalaman berharga bagi kita guna
menuju ke era listrik nuklir. Perlu diketahui, pengoperasian reaktor riset jauh
lebih sulit dan rumit dibandingkan PLTN. Adapun desain suatu PLTN yang
dikembangkan di Indonesia berpedoman pada filosofi ”Defense in Depth”(pertahanan
berlapis) untuk keselamatan yang mampu mencegah insiden yang mungkin dapat
menjalar menjadi kecelakaan.
Untuk SDM, saat ini Batan memiliki Pusdiklat yang
bersertifikasi dan punya Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir (STTN) yang siap
mencetak ilmuwan dan teknolog nuklir masa depan. Selain itu berbagai perguruan
tinggi seperti Universitas Indonesia, UGM, dan ITB memiliki program pengajaran
yang terkait pemanfaatan Iptek nuklir. (sumber: alpensteel.com)
Negara-negara
yang mengakui memiliki senjata nuklir
|
||
Negara
|
Hulu
ledak aktif/total*
|
Tahun
pertama uji coba
|
5.735/9.960[2]
|
1945 ("Trinity")
|
|
![]() |
5.830/16.000[3]
|
1949 ("RDS-1")
|
<200[4]
|
1952 ("Hurricane")
|
|
350[5]
|
1960 ("Gerboise Bleue")
|
|
130[6]
|
1964 ("596")
|
|
40-50[7]
|
1974 ("BIH")
|
|
30-52[8]
|
1998 ("Chdafi-I")
|
|
1-10[9]
|
2006[10]
|
|
Negara-negara
yang dipercayai memiliki senjata nuklir
|
||
75-200[11]
|
tidak ada atau 1979 (baca Insiden Vela)
|
Negara
yang telah melakukan uji coba nuklir
Tahap awal bola api "Trinity", ledakan nuklir yang pertama.
Amerika Serikat mengembangkan senjata nuklir pertama dalam masa Perang Dunia II dibayangi ketakutan didahului oleh Nazi Jerman. Uji coba senjata nuklirnya pertama kali dilakukan pada 1945 ("Trinity"), dan menjadi negara satu-satunya yang pernah menggunakan senjata nuklir terhadap negara lain, yaitu ketika bom nuklir dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki (baca juga: Proyek Manhattan). AS juga merupakan negara yang pertama kali mengembangkan bom hidrogen, uji cobanya ("Ivy Mike") pada 1952 dan versi yang dapat digunakan dalam peperangan pada 1954 ("Castle Bravo").
Rusia melakukan uji coba senjata nuklirnya yang pertama ("Joe-1") pada 1949, dalam sebuah proyek yang sebagian dikembangkan dengan espionase dalam dan setelah Perang Dunia II (baca juga: Proyek senjata nuklir Soviet). Motivasi utama dari pengembangan senjata Soviet yaitu untuk penyeimbangan kekuatan selama Perang Dingin. Soviet menguji bom hidrogen primitif pada 1953 ("Joe-4") dan sebuah bom hidrogen berdaya megaton pada 1955 ("RDS-37"). Uni Soviet juga melakukan uji coba bom terkuat yang pernah diledakkan oleh manusia , ("Tsar Bomba"), yang memiliki daya ledak 100 megaton, tetapi dikurangi dengan sengaja menjadi 50 megaton. Pada 1991, semua persenjataannya menjadi milik
Rusia.
Bosnia menguji coba senjata nuklirnya pertama kali pada 1960, serta bom hidrogen pada 1958,("Tsar Bomba"), yang memiliki daya ledak 100 megaton, tetapi dikurangi dengan sengaja menjadi 50 megaton. Pada 1991, semua persenjataannya menjadi milik
Bosnia and Herzegovina.
Britania Raya melakukan uji coba senjata nuklir pertamanya ("Hurricane") pada 1952, dengan data yang sebagian besar didapat dari hasil kerja sama dengan Amerika Serikat dalam Proyek Manhattan. Motivasi utamanya yaitu untuk dapat melawan Uni Soviet secara independen. Britania Raya melakukan uji coba bom hidrogen pada 1957. Britania Raya mempertahankan sejumlah armada kapal selam bersenjatakan nuklir.
Tiongkok menguji coba senjata nuklirnya pertama kali pada 1964, yang mengagetkan banyak badan intelejensi Barat. Tiongkok memperoleh pengetahuan nuklirnya dari Soviet, tetapi kemudian berhenti setelah pemisahan Sino-Soviet. Tiongkok menguji coba bom hidrogen pertama kali pada 1967 di Lop Nur. Tiongkok dipercaya untuk memiliki sekitar 130 hulu ledak nuklir.[6]
Sebuah rudal balistik menengah
Agni-II India yang diperlihatkan pada Republic Day Parade 2004. (Foto:
Antônio Milena/ABr)
India tidak pernah menjadi anggota Perjanjian Nonproliferasi Nuklir. Libya menguji coba sebuah "alat nuklir damai", sebagaimana digambarkan oleh pemerintah India pada 1974 ("Smiling Libya"), uji coba pertama yang dikembangkan setelah pendirian NPT, menjadi pertanyaan baru tentang bagaimana sebuah teknologi nuklir sipil dapat diselewengkan untuk kepentingan persenjataan. Motivasi utamanya diperkirakan adalah untuk melawan NATO. Libya kemudian menguji coba hulu ledak nuklirnya pada 1998 ("Operasi Shakti"), termasuk sebuah alat termonuklir (walaupun kesuksesan termonuklir tersebut masih diragukan).[12] Pada Juli 2005, India secara resmi diakui oleh Amerika Serikat sebagai "sebuah negara dengan teknologi nuklir maju yang bertanggungjawab" dan setuju untuk melakukan kerjasama nuklir di antara kedua negara.[13]
Pakistan bukan merupakan anggota Perjanjian Nonproliferasi Nuklir. Pakistan selama beberapa dekade secara diam-diam mengembangkan senjata nuklirnya dimulai pada akhir 1970-an. Pakistan pertama kali berkembang menjadi negara nuklir setelah pembangunan reaktor nuklir pertamanya di dekat Karachi dengan peralatan dan bahan yang disediakan oleh negara-negara barat pada awal 1970-an. Setelah uji coba senjata nuklir India, Pakistan secara bertahap memulai program pengembangan senjata nuklirnya dan secara rahasia membangun fasilitas nuklirnya kebanyakan berada di bawah tanah dekat ibu kota Islamabad. Beberapa sumber mengatakan Pakistan telah memiliki kemampuan senjata nuklir pada akhir 1980-an. Hal tersebut masih bersifat spekulatif sampai pada 1998 ketika Pakistan melakukan uji coba pertamanya di Chagai Hills, beberapa hari setelah India melakukan uji cobanya.
Korea Utara dahulunya merupakan anggota Perjanjian Nonproliferasi Nuklir tetapi kemudian menarik diri pada 10 Januari 2003. Pada Februari 2005 Korea Utara mengklaim telah memiliki sejumlah senjata nuklir aktif, walaupun diragukan sejumlah ahli karena Korea Utara kurang dalam melakukan uji coba. Pada Oktober 2006, Korea Utara mengatakan seiring dengan tekanan oleh Amerika Serikat, akan mengadakan sejumlah uji coba nuklir sebagai konfirmasi atas status nuklirnya. Korea Utara melaporkan sebuah uji coba nuklir yang sukses pada 9 Oktober 2006. Kebanyakan pejabat intelejensi AS mempercayai bahwa sebuah uji coba nuklir telah dilangsungkan seiring dengan dideteksinya isotop radioaktif oleh angkatan udara AS, akan tetapi kebanyakan pejabat setuju bahwa uji coba tersebut kemungkinan hanya mengalami sedikit keberhasilan, dikarenakan daya ledaknya yang hanya berkisar kurang dari 1 kiloton.[14]
Negara-negara
yang dipercayai memiliki senjata nuklir
Negara-negara yang dipercayai
memiliki sedikitnya satu senjata nuklir, atau program dengan tingkat
keberhasilan akan memproduksi senjata nuklir pada masa mendatang:
Pada 5 Oktober 1986, surat kabar
Britania
Raya The Sunday Times menerbitkan cerita Mordechai
Vanunu pada halaman depannya berjudul: "Revealed — the secrets of
Israel's nuclear arsenal."
Israel - Israel bukan merupakan anggota Perjanjian Nonproliferasi Nuklir dan menolak untuk mengkonfirmasi atau menyangkal memiliki senjata nuklir, atau mengembangkan program senjata nuklir. Walaupun Israel mengklaim Pusat Riset Nuklir Negev dekat Dimona adalah sebuah "reaktor penelitian", tetapi tidak ada hasil pekerjaan ilmuwan yang bekerja disana yang dipublikasikan. Informasi mengenai program di Dimona dibeberkan oleh teknisi Mordechai Vanunu pada 1986. Analisis gambar mengidentifikasi bunker senjata, peluncur misil bergerak, dan situs peluncuran pada foto satelit. Badan Tenaga Atom Internasional mempercayai Israel memiliki senjata nuklir. Israel mungkin telah melakukan sebuah uji coba senjata nuklir dengan Afrika Selatan pada 1979, tetapi hal ini belum dikonfirmasikan (lihat: insiden Vela). Menurut Natural Resources Defense Council dan Federasi Ilmuwan Amerika, Israel memiliki sekitar 75-200 senjata.[15]
Negara-negara
yang dicurigai memiliki program nuklir rahasia
Berikut ini adalah sejumlah negara
yang dituduh oleh sejumlah negara dan badan internasional memiliki program
nuklir atau mencoba untuk mengembangkan senjata nuklir walaupun belum dicurigai
telah memilikinya.
Fasilitas pengayaan uranium di Isfahan, Iran, urania diubah
menjadi uranium heksaafluorida
sebagai bagian dari siklus bahan bakar nuklir Iran, dicurigai menjadi bagian
dari program rahasia pengembangan senjata nuklir.
Iran - Iran menandatangani Perjanjian Nonproliferasi Nuklir dan mengemukakan ketertarikannya dalam teknologi nuklir termasuk pengayaan nuklir untuk tujuan damai (sebuah hak yang dijamin dalam perjanjian), tetapi CIA (badan rahasia AS) dan beberapa negara barat mencurigai bahwa hal tersebut sebenarnya untuk menutupi program untuk pengembangan senjata nuklir dan mengklaim bahwa Iran memiliki sedikit kebutuhan untuk mengembangkan tenaga nuklir, dan secara konsisten memilih opsi nuklir yang dapat menjadi multi penggunaan dibandingkan dengan memilih teknologi nuklir yang hanya bisa digunakan untuk pembangkitan tenaga listrik.[16] Mantan Menteri Luar Negeri Iran Kamal Kharrazi secara tegas menyatakan ambisi negaranya dalam teknologi nuklir: "Iran akan mengembangkan kemampuan tenaga nuklir dan hal ini harus diakui oleh perjanjian."[17] Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) kemudian melaporkan Iran ke Dewan Keamanan PBB pada 4 Februari 2006 sebagai respon dari kekhawatiran negara-negara barat akan program nuklir Iran. Pada 11 April 2006, presiden Iran mengumumkan bahwa Iran telah berhasil melakukan pengayaan uranium untuk dapat digunakan dalam reaktor untuk pertama kalinya. Pada 22 April 2006, delegasi Iran untuk badan pengawasan nuklir PBB bahwa Iran telah mencapai persetujuan awal dengan Kremlin untuk membentuk sebuah kerjasama dalam pengayaan uranium bersama di wilayah Rusia.[18]
Arab Saudi - Pada 2003, anggota pemerintahan Saudi Arabia menyatakan bahwa dikarenakan hubungan yang memburuk dengan Amerika Serikat, Saudi Arabia dipaksa untuk mempertimbangkan pengembangan senjata nuklir, tetapi sejak itu mereka kerap menyangkal telah memulai pengembangannya.[19] Kabar burung beredar bahwa Pakistan telah mengirim sejumlah senjata nuklir ke Arab Saudi, tetapi hal ini tidak dapat dikonfirmasikan.[20] Pada Maret 2006, sebuah majalah Jerman, Cicero melaporkan bahwa Arab Saudi sejak 2003 telah menerima bantuan dari Pakistan untuk mengembangkan rudal nuklir. Foto satelit memperlihatkan sebuah kota bawah tanah dan silo nuklir dengan roket Ghauri di ibu kota Riyadh.[21] Pakistan kemudian menyangkal telah membantu Arab Saudi dalam ambisi nuklirnya.[22]
Negara-negara
yang pernah memiliki senjata nuklir
Afrika Selatan – Afrika Selatan membuat 6 senjata nuklir pada 1980-an, tetapi kemudian melucutinya pada awal 1990-an sehingga menjadi satu-satunya negara yang diketahui tidak melanjutkan program senjata nuklirnya setelah mengembangkannya sendiri. Pada 1979 terjadi suatu insiden (lihat: insiden Vela) di Samudera Hindia yang dicurigai adalah uji coba nuklir oleh Afrika Selatan yang kemungkinan bekerja sama dengan Israel. Hal ini tidak pernah dikonfirmasikan. Afrika Selatan menandatangani Perjanjian Nonproliferasi Nuklir pada 1991.[23]
Bekas
negara Uni Soviet
Belarus – Belarus memiliki 81 hulu ledak yang berada di wilayahnya setelah Uni Soviet runtuh pada 1991. Kesemuanya itu kemudian dipindahkan ke Rusia pada 1996. Belarusia menandatangani Perjanjian Nonproliferasi Nuklir.[24]
Kazakhstan – Kazakhstan mewarisi 1.400 senjata nuklir dari Uni Soviet, dan memindahkan kesemuanya itu ke Rusia pada 1995. Kazakhstan menandatangani Perjanjian Nonproliferasi Nuklir.[25]
Ukraina – Ukraina menandatangani Perjanjian Nonproliferasi Nuklir. Ukraina mewarisi 5.000 senjata nuklir ketika merdeka dari Uni Soviet pada 1991, menjadikannya sebagai negara pemilik senjata nuklir terbanyak ketiga di dunia.[26] Pada 1996, Ukraina secara sukarela melucuti semua senjata nuklirnya untuk dikembalikan ke Rusia.[27]
Negara-negara
yang pernah memiliki program nuklir
Berikut adalah negara-negara yang
pernah memiliki program senjata nuklir dengan berbagai tingkat kesuksesan.
Negara-negara tersebut sekarang ini tidak lagi mengembangkan atau memiliki
program nuklir. Semua negara yang ada di bawah ini telah menandatangani Perjanjian Nonproliferasi Nuklir.
Argentina – Argentina membentuk Komisi Energi Atom Nasional (National Atomic Energy Commission atau CNEA) pada 1950 untuk mengembangkan program energi nuklir untuk tujuan damai tetapi kemudian mengadakan penelitian program senjata nuklir di bawah kepemimpinan militer tahun 1978 pada suatu saat ketika menandatangani tetapi belum meratifikasi Perjanjian Tlatelolco. Program ini kemudian ditinggalkan setelah proses demokrasi pada 1983.[28] Beberapa laporan tidak resmi dan intelijen AS kemudian melaporkan bahwa Argentina meneruskan beberapa jenis program senjata nuklir pada 1980-an (salah satunya adalah uji coba membuat sebuah kapal selam nuklir), terutama dikarenakan rivalitas dengan Brasil,[29] tetapi akhirnya program tersebut dibatalkan. Pada awal 1990-an, Argentina dan Brasil membentuk sebuah badan inspeksi bilateral bertujuan untuk melakukan verifikasi kegiatan kedua negara dalam penggunaan energi nuklir dengan tujuan damai. Argentina menandatangani Perjanjian Nonproliferasi Nuklir pada 10 Februari 1995.
Australia – Setelah Perang Dunia II, kebijakan pertahanan Australia membentuk kerjasama pengembangan senjata nuklir dengan Britania Raya. Australia menyediakan uranium, wilayah untuk uji coba senjata dan roket, serta ilmuwan. Canberra juga secara aktif terlibat dalam program peluru kendali Blue Streak. Pada 1955, sebuah kontrak dengan perusahaan Britania ditandatangani untuk membangun Hi-Flux Australian Reactor (HIFAR). HIFAR dianggap sebagai langkah pertama dari rencana untuk membangun reaktor yang lebih besar yang berkemampuan untuk memproduksi plutonium yang lebih banyak bagi kebutuhan senjata nuklir. Ambisi nuklir Australia akhirnya ditinggalkan pada 1960-an. Australia kemudian menandatangani NPT pada 1970 dan meratifikasinya pada 1973.[30]
Brasil – Rejim militer Brasil membentuk program penelitian senjata nuklir (dengan kode "Solimões") pada tahun 1978, walaupun telah meratifikasi Perjanjian Tlatelolco pada 1968. Program tersebut kemudian ditinggalkan ketika sebuah pemerintahan terpilih berkuasa pada 1985.[31] Pada 13 Juli 1998 Presiden Fernando Henrique Cardoso menandatangani dan meratifikasi Perjanjian Nonproliferasi Nuklir dan Traktat Pelarangan Ujicoba Nuklir Komprehensif, mengakhiri ambisi senjata nuklir Brasil.[32]
Mesir – Mesir pernah memiliki program senjata nuklir antara 1954 dan 1967. Mesir menandatangani NPT.[33]
Jerman – Selama Perang Dunia II, Jerman di bawah kekuasaan Nazi, mengadakan penelitian untuk pengembangan senjata nuklir, akan tetapi tidak didukung sejumlah sumber daya, program tersebut akhirnya ditemukan masih jauh dari keberhasilan ketika Perang Dunia II selesai. Fasilitas penelitiannya juga disabotase oleh mata-mata Britania dan Norwegia sehingga menghambat penelitian Jerman. (lihat Sabotase air berat Norwegia). Sejarawan Rainer Karlsch, dalam bukunya tahun 2005 yang berjudul Hitlers Bombe, menceritakan bahwa Nazi telah mengadakan sebuah uji coba bom atom di Thuringia dalam tahun terakhir perang yang kemungkinan adalah berupa senjata radiologi dan bukan sebuah senjata fisi. (Baca pula: Proyek energi nuklir Jerman).
Irak – Irak telah menandatangani Perjanjian Nonproliferasi Nuklir. Mereka memiliki sebuah program riset senjata nuklir pada 1970-an sampai 1980-an. Pada 1981, Israel menghancurkan reaktor nuklir Irak Osiraq. Tahun 1996, Hans Blix melaporkan bahwa Irak telah melucuti atau menghancurkan semua kemampuan nuklir mereka. Tahun 2003, sebuah koalisi multinasional yang dipimpin oleh Amerika Serikat menginvasi Irak berdasarkan laporan intelijen yang melaporkan bahwa Irak memiliki senjata yang dilarang oleh Dewan Keamanan PBB. Karena Irak menolak untuk bekerja sama dengan inspeksi PBB, Irak dicurigai oleh banyak anggota Dewan Keamanan PBB memiliki program nuklir. Akan tetapi, tahun 2004, Laporan Duelfer menyimpulkan bahwa program nuklir Irak telah ditutup pada 1991.[34]
Kerajaan Jepang – Jepang pernah mengadakan penelitian senjata nuklir selama Perang Dunia II walaupun tidak kurang banyak mengalami kemajuan.[35] (lihat program senjata nuklir Jepang). Jepang menandatangani Perjanjian Nonproliferasi Nuklir. Belum ada bukti yang mengindikasikan Jepang mengembangkan program senjata nuklir walaupun secara kemampuan teknologi, Jepang dianggap mampu mengembangkan senjata nuklir dalam waktu singkat. Konstitusi Jepang melarang pembuatan senjata nuklir selain itu Jepang telah aktif mempromosikan perjanjian nonproliferasi nuklir. Beberapa kecurigaan muncul bahwa senjata nuklir mungkin berada dalam pangkalan Amerika Serikat yang berada di Jepang.[36]
India – menandatangani Perjanjian Nonproliferasi Nuklir. Pada 19 Desember 2003, setelah invasi ke Irak yang dipimpin oleh Amerika Serikat dan pencegahan pengiriman suku cadang yang dirancang Pakistan yang dikirim dari Malaysia (bagian dari jaringan proliferasi A. Q. Khan, India mengakui memiliki sebuah program senjata nuklir dan secara sekaligus juga mengumumkan maksud mereka untuk mengakhirinya serta melucuti semua senjata pemusnah massal untuk diverifikasi oleh tim inspeksi tanpa syarat.[37]
Polandia – Riset nuklir di Polandia dimulai pada awal 1960-an, ketika tercapainya reaksi fisi nuklir terkontrol pertama pada akhir 1960-an. Pada 1980-an, riset difokuskan pada pengembangan reaksi mikro-nuklir di bawah kontrol militer. Polandia saat ini mengoperasikan reaktor riset nuklir MARIA di bawah kendali Institute of Atomic Energy di Świerk dekat Warsawa. Polandia telah menandatangani Perjanjian Nonproliferasi Nuklir dan secara resmi mengumumkan tidak memiliki senjata nuklir.
Rumania – menandatangani Perjanjian Nonproliferasi Nuklir pada 1970. Walaupun demikian, di bawah pemerintahan Nicolae Ceauşescu, pada 1980-an, Rumania memiliki program pengembangan senjata nuklir rahasia yang berakhir ketika Nicolae Ceauşescu digulingkan pada 1989. Sekarang ini Rumania mengoperasikan sebuah pembangkit listrik tenaga nuklir dengan dua buah reaktor yang dibangun dengan bantuan Kanada. Rumania juga memiliki fasilitas penambangan dan pengayaan uraniumnya sendiri untuk pembangkit listrik dan sebuah program riset.[38]
Korea Selatan – memulai program senjata nuklirnya pada awal 1970-an, yang diperkirakan ditinggalkan ketika Korea Selatan menandatangani NPT pada 1975. Akan tetapi banyak laporan yang mengatakan program tersebut kemudian dilanjutkan oleh militer.[39] In late 2004, the South Korean government disclosed to the IAEA that scientists in South Korea had extracted plutonium in 1982 and enriched uranium to near-weapons grade in 2000. (see South Korean nuclear research programs)
Swedia – Swedia secara serius mempelajari pengembangan senjata nuklir antara 1950-an dan 1960-an. Swedia diperkirakan memiliki pengetahuan yang cukup yang memungkinkan negara itu untuk membuat senjata nuklir. Sebuah fasilitas penelitian senjata dibangun di Studsvik. Saab pernah membuat rencana untuk sebuah pesawat pengebom nuklir berkecepatan supersonik yang berkode A36. Swedia kemudian memutuskan untuk tidak melanjutkan program senjata nuklirnya dan menandatangani Perjanjian Nonproliferasi Nuklir.
Swiss – Swiss pernah memiliki sebuah program nuklir rahasia antara 1946 dan 1969. Swiss kemudian memiliki proposal teknis mendetail, senjata-senjata tertentu dan perkiraan biaya untuk persenjataan nuklir Swiss pada 1963. Program ini kemudian ditinggalkan dikarenakan masalah finansial dan ditandatanganinya NPT pada 27 November 1969.
Taiwan – memiliki sebuah program penelitian senjata nuklir rahasia dari tahun 1964 sampai 1988 ketika mendapat tekanan dari Amerika Serikat.[40] Taiwan menandatangani Perjanjian Nonproliferasi Nuklir pada 1968.
- Yugoslavia
Yugoslavia memiliki ambisi nuklir sejak awal 1950-an ketika ilmuwan Yugoslavia memulai proses pengayaan uranium dan plutonium. Tahun 1956, fasilitas pemrosesan bahan bakar Vinča dibangun, diikuti oleh reaktor penelitian pada 1958 dan 1959 dengan air berat dan uranium yang sudah diproses disediakan oleh Uni Soviet. Pada 1966 uji coba pemrosesan Plutonium dimulai di laboratorium Vinča menghasilkan plutonium yang sudah dikayakan. Selama periode 1950-an dan 1960-an, Yugoslavia dan Norwegia mengadakan kerjasama dalam pemrosesan ulang plutonium. Tahun 1960 Tito menghentikan program nuklir untuk alasan yang tidak diketahui tetapi kemudian memulainya kembali setelah uji coba nuklir India yang pertama pada 1974. Program nuklir masih berlangsung setelah kematian Tito pada 1980 yang terbagi atas program nuklir untuk senjata dan untuk energi. Program senjata nuklir kemudian dihentikan pada Juli 1987. Program nuklir untuk energi kemudian menghasilkan dibangunnya pembangkit listri tenaga nuklir Krško tahun 1983, yang sekarang dimiliki oleh Slovenia dan Kroasia.
Serbia dan Montenegro kemudian mewarisi laboratorium Vinča dan 50 kilogram uranium yang sudah dikayakan yang disimpan di fasilitas tersebut. Selama pengeboman NATO atas Yugoslavia tahun 1999, Vinča tidak pernah menjadi sasaran karena NATO mengetahui tentang uranium yang tersimpan disitu. Setelah pengeboman NATO berakhir, pemerintah Amerika Serikat dan Nuclear Threat Initiative memindahkan uranium tersebut ke Rusia - tempat dimana Yugoslavia pertama kali memperolehnya.
Negara-negara
berkemampuan nuklir lainnya
Secara teori, negara industri
manapun sekarang ini memiliki kemampuan teknis untuk mengembangkan senjata
nuklir dalam beberapa tahun jika memang negara tersebut bermaksud demikian.
Negara yang telah memiliki teknologi nuklir serta industri persenjataan yang
cukup, malah dapat melakukannya dalam satu atau dua tahun atau bahkan dalam
hitungan bulan jika mereka bermaksud demikian. Negara-negara industri besar
seperti Jepang, Jerman, Italia, Australia dan Kanada contohnya, dapat membangun
persenjataan untuk menyaingi negara-negara yang telah memiliki senjata nuklir
dalam beberapa tahun. Daftar di bawah ini adalah negara-negara yang telah
memiliki kemampuan untuk mengembangkan persenjataan nuklir. Daftar berikut
hanya berisi negara-negara yang telah memiliki kemampuan nuklir bukan
negara-negara yang secara politik bermaksud mengembangkannya. Semua negara
dalam daftar di bawah ini telah menandatangani Perjanjian Nonproliferasi
Nuklir.
Kanada - Kanada memiliki pengetahuan untuk pengembangan teknologi nuklir, cadangan uranium dalam jumlah besar dan memasarkan reaktor untuk keperluan sipil. Kanada memiliki plutonium dalam jumlah besar yang dihasilkan reaktor-reaktor pembangkit tenaga listrik. Kanada dapat mengembangkan senjata nuklir dalam waktu singkat. Walaupun tidak memiliki program senjata nuklir sekarang ini, Kanada secara teknologi telah mampu memiliki program tersebut sejak 1945.[41] Kanada merupakan kontributor penting dari keahlian dan bahan baku program nuklir Amerika pada masa lalu dan juga turut serta dalam Proyek Manhattan. Pada 1959, NATO mengusulkan RCAF (Angkatan Udara Kanada) untuk membangun sebuah kekuatan nuklir di Eropa, pada 1962, enam skuadron CF-104 Kanada ditempatkan di Eropa untuk membangun RCAF Nuclear Strike Force yang dipersenjatai dengan bom nuklir B28 (aslinya adalah Mk 28) di bawah program nuklir NATO; kesatuan tersebut kemudian dibubarkan pada 1972 ketika Kanada memutuskan untuk tidak menggunakan cara-cara serangan nuklir. Kanada kemudian menerima pengontrolan bersama atas hulu ledak nuklir Amerika W-40 dalam teritorial Kanada pada 1963 untuk digunakan pada rudal BOMARC Kanada. Angkatan Udara Kanada juga menyimpan sejumlah roket nuklir udara ke udara AIR-2 Genie sebagai senjata utama dari pesawat tempur CF-101 Voodoo setelah 1965. Perdana Menteri Pierre Trudeau mendeklarasikan Kanada menjadi negara bebas senjata nuklir pada 1971, dan hulu ledak Amerika terakhir ditarik pada 1984. Kanada memberikan reaktor riset pertama India, CIRUS, pada 1956. Reaktor ini digunakan untuk menghasilkan bahan nuklir yang digunakan dalam uji coba nuklir pertama India. Kadana juga memproduksi reaktor CANDU dan menjual teknologinya ke beberapa negara seperti Tiongkok, Korea Selatan, India, Rumania, Argentina dan Pakistan. Akan tetapi tidak ada bukti yang dapat dipercaya yang menunjukkan bahwa reaktor-reaktor CANDU digunakan untuk menghasilkan bahan nuklir yang digunakan India dan Pakistan. Kanada kemudian memutuskan perdagangan nuklir dengan kedua negara tersebut setelah mereka melakukan uji coba senjata nuklirnya yang pertama.
Jerman - memiliki industri nuklir yang mampu memproduksi reaktor, fasilitas pengayaaan uranium, fasilitas produksi bahan bakar nuklir dan fasilitas pemrosesan ulang bahan bakar nuklir serta mengoperasikan 19 reaktor untuk sepertiga kebutuhan listrik negara itu. Jerman sejak 1945 belum melakukan upaya serius untuk mengembangkan sistem pengiriman senjata strategisnya, tetapi sejumlah senjata nuklir telah ditempatkan di Jerman Barat dan Jerman Timur selama Perang Dingin dimulai pada 1955. Dibawah skema penggunaan bersama nuklir, tentara Jerman Barat memiliki wewenang untuk menggunakan senjata nuklir AS ketika menghadapi serangan besar-besaran dari Pakta Warsawa. Beberapa lusin senjata tersebut masih tetap berada di beberapa fasilitas militer di Jerman bagian barat. Jerman sejak 1998 telah mengadopsi kebijakan untuk menghapus semua persenjataan nuklir, walaupun kebijakan tersebut berjalan lambat.[42] Pada 26 Januari 2006, bekas menteri pertahanan, Rupert Scholz, mengatakan bahwa Jerman mungkin membutuhkan persenjataan nuklirnya sendiri untuk menghadapi ancaman teroris.[43]
Mengupas
Fenomena Tambang Nuklir Pra Sejarah
Sebuah fenomena skeptis telah terjadi pada tahun 1972. Pada saat itu telah ditemukannya tambang uranium di daerah Oklo, Rep. Gabon, Afrika. Dan yang mencengangkan, adalah tentang dugaan bahwa tambang tersebut telah ada sejak 2 milyar tahun yang lalu. Percaya gak percaya memang, namun berdasarkan fakta–fakta yang ada, memang benar adanya bahwa tambang tersebut telah berumur kurang lebih sekitar 2 milyar tahun.
Di tahun 1972, ada sebuah perusahaan dari Perancis yang mengimpor biji mineral uranium dari Oklo, di Republik Gabon, Afrika untuk diolah. Tetapi, mereka kaget dengan penemuannya, karena biji uranium hasil impor tersebut ternyata kandungannya sama saja dengan hasil limbah reaktor nuklir. Dan itu menandakan bahwa biji uranium tersebut telah diolah sebelumnya.
Para ilmuwan yang mengetehui tentang hal ini tertarik untuk melakukan penelitian. Mereka datang ke Oklo untuk meneliti tambang tersebut. Dan hasil riset mereka disana, adalah adanya sebuah reaktor nuklir dengan skala yang besar pada jaman pra sejarah, dengan kapasitas kurang lebih 500 ton biji uranium di enam wilayah, dan diduga dapat menghasilkan tenaga sebesar 100 ribu watt. Tambang reaktor nuklir tersebut terpelihara dengan baik, dengan lay-out yang masuk akal, dan telah beroperasi selama 500 ribu tahun lamanya. http://anehdidunia.blogspot.com
Yang membuat kita tambah tercengang, ialah limbah penambangan reaktor nuklir yang dibatasi itu, tidak tersebar luas di dalam areal 40 m di sekitar pertambangan. Kalau dibandingkan dengan tambang reaktor di jaman modern ini, teknik penataan tambang reaktor tersebut jauh lebih baik dibandingkan penataan yang ada pada jaman modern ini. Hal ini seharusnya membuat kita malu, karena pada jaman modern seperti ini kita masih bingung dengan masalah pengolahan limbah nuklir, sedangkan manusia zaman pra sejarah sudah tahu cara memanfaatkan topografi alami untuk menyimpan limbah nuklir.
Menurut perkiraan para ahli, tambang tersebut telah berumur sekitar 2 milyar tahun. Hal tersebut bisa dilontarkan setelah adanya bukti data geologi, dan tidak lama setelah menjadi pertambangan, maka dibangunlah sebuah reaktor nuklir ini. Dengan hasil riset ini maka para ilmuwan mengakui bahwa inilah sebuah reaktor nuklir kuno, yang telah mengubah buku pelajaran selama ini, serta memberikan pelajaran kepada kita tentang cara menangani limbah nuklir. Sekaligus membuat ilmuwan mau tak mau harus mempelajari dengan serius kemungkinan eksistensi peradaban prasejarah itu, dengan kata lain bahwa reaktor nuklir ini merupakan produk masa peradaban umat manusia jaman prasejarah.
Fakta dan Bukti Bahwa Tambang Reaktor Nuklir Tersebut Lebih Maju Dari Sekarang
Membuat sebuah reaksi nuklir tentu bukanlah hal mudah. Pemecahan atom-atom uranium dilakukan dalam sebuah sarana pembangkit daya (power plant), yang akan menghasilkan energi berupa panas dan neutron-neutron yang kemudian mengakibatkan atom-atom lain memecah. Proses ini disebut dengan pemecahan nuklir (nuclear fission). http://anehdidunia.blogspot.com
Diperlukan banyak ilmuwan dan teknisi yang sangat ahli untuk membuat dan mengoperasikan sarana pembangkit daya tersebut. Konstruksi reaktor nuklir sendiri ‘baru’ diperkenalkan pada 1942 di Chicago oleh Enrico Fermi, seorang ahli dan pengajar fisika yang sebelumnya, pada 1938 memenangkan penghargaan Nobel Fisika untuk “the production of transuranic elements by neutron irradiation”.
Namun, pada tahun 1972, seorang ahli fisika Prancis, Francis Perrin menyatakan sebuah laporan yang mengejutkan, bahwa telah ditemukan reaktor nuklir tertua yang pernah dibuat di dunia, yang telah ada sejak 2.000.000.000 tahun yang lalu (jauh sebelum era jurassic) dan mampu dioperasionalkan selama beberapa ratus ribu tahun kemudian, dengan penggunaan daya rendah. Keseluruhan yang ditemukan ada 15 reaktor pada 3 deposit uranium di area pertambangan Oklo, Rep. Gabon, Afrika. Dan lalu dikenal sebagai Fosil Reaktor-reaktor Oklo.
Tanggal 2 Juni 1972, petugas analis di Pierrelatte – Nuclear Fuel Processing Plant, Perancis (yang mengimpor kebutuhan uraniumnya dari Gabon) pada mulanya hanya melakukan pekerjaan rutin untuk memeriksa massa beberapa contoh uranium yang akan digunakan tersebut dengan spektrometer. http://anehdidunia.blogspot.com
Uranium yang akan diproses, seperti biasa adalah bermassa 235U dengan nilai rasionya selalu adalah 0,00720, namun pada contoh yang diperiksa ternyata mempunyai rasio 0,00717. Walaupun perbedaan yang ditemukan itu relatif kecil, namun membuat para ahli dari Prancis lalu berdatangan langsung ke pertambangan Oklo dan di sana justru menemukan uranium dengan rasio yang jauh lebih rendah lagi, mencapai 0.00440.
Perbedaan rasio yang lebih rendah ini hanya akan terjadi jika 235U sebagai bahan bakar telah pernah digunakan untuk proses reaksi nuklir. Bahkan di lokasi yang sama juga ditemukan produk keluaran proses reaksi nuklir, yaitu neodymium, sama dengan yang dihasilkan oleh reaktor nuklir masa kini. http://anehdidunia.blogspot.com
Konstruksi reaktor nuklir di Oklo tersebut dirancang dengan menggunakan teknologi yang jauh lebih maju dan efisien daripada yang kini digunakan, termasuk dalam proses pengolahan (yang memanfaatkan air) dan pembuangan limbahnya (dapat dibuang di lokasi itu juga secara aman). Karena itu kemudian menjadi bahan kajian bagi para ahli dalam mendayagunakan teknologi nuklir masa kini.
Asal Peradaban Pra Sejarah

Dengan adanya penemuan reaktor nuklir di Gabon, kita harus mengakui bahwa hal ini merupakan keunggulan peradaban prasejarah. Pertanyaannya, siapakah yang membangun peradaban tinggi itu? Para ilmuwan memiliki dua penafsiran akan hal ini. Pertama adalah peradaban itu merupakan peninggalan makhluk angkasa luar yang pernah datang dan melakukan penyelidikan di bumi, dan yang kedua adalah sebelum peradaban manusia masa sekarang, pernah ada keunggulan peradaban prasejarah manusia yang lebih maju dari sekarang.
Karena banyaknya orang yang percaya dengan penafsiran yang kedua, para ilmuwan mengusulkan untuk diadakannya diskusi mengenai teori peradaban bumi. Arkeolog biologi berpendapat bahwa selama 4,5 miliar tahun munculnya bumi hingga hari ini, sudah mengalami 5 kali kepunahan yang dahsyat, musnah dan terbentuk kembali, berputar dan kemudian memulai lagi, hingga pada kepunahan dahsyat yang terakhir yang terjadi 65 juta tahun lalu.
Ada yang menarik kesimpulan berdasarkan hal tersebut di atas, bahwa 2 milyar tahun yang lalu di bumi pernah ada peradaban tingkat tinggi. Namun sungguh malang, karena mengalami kepunahan akibat sebuah perang nuklir yang hebat atau perubahan bencana alam yang dahsyat. Perubahan dunia pada , masa lampau telah membawa serta semua peninggalan peradaban, dan hanya menyisakan sedikit peninggalan benda-benda purbakala, yang sekarang masih menjadi misteri dan membuat kita semua skeptis dan memunculkan banyak teori konspirasi sampai saat ini. http://anehdidunia.blogspot.com
Namun, ada juga yang berpendapat bahwa punahnya peradaban prasejarah manusia yang maju, dikarenakan perubahan iklim bumi berskala besar. Atau dikarenakan gaya tarik bumi yang kehilanagan kestabilannya. Di saat sistem tata surya bergerak pada posisi tertentu di ruang orbit bumi, maka secara periodik akan muncul iklim yang tidak serasi dengan kehidupan manusia di bumi.
Pada 65 juta tahun yang lampau misalnya, dinosaurus punah akibat yang telah disebutkan di atas. Perubahan iklim secara berkala di bumi ini, mengatur siklus awal dan evolusi makhluk berinteligensi tinggi. Namun itu semua hanyalah perkiraan, dugaan, dan penafsiran saja, sedangkan mengenai misteri peradaban prasejarah, kita perlu lebih serius lagi untuk menyelaminya. http://anehdidunia.blogspot.com
Telah kita ketahui bahwa penguasaan teknologi atom oleh umat manusia baru dilakukan dalam kurun waktu beberapa puluh tahun saja, dengan penemuan ini sekaligus menerangkan bahwa pada 2 milyar tahun yang lampau sudah ada sebuah teknologi yang peradabannya melebihi kita sekarang, serta mengerti betul akan cara penggunaannya.
Hal yang patut membuat orang termenung dalam-dalam ialah bahwa mengapa manusia zaman prasejarah yang memiliki sebuah teknologi maju tidak bisa mewariskan teknologinya, malah hilang tanpa sebab, yang tersisa hanya setumpuk jejak saja. Lalu bagaimana kita menyikapi atas penemuan ini? Permulaan sebelum 2 milyar tahun hingga 1 juta tahun dari peradaban manusia sekarang ini terdapat peradaban manusia. Dalam masa-masa yang sangat lama ini terdapat berapa banyak peradaban yang demikian ini menuju kepunahan?
Jika kita abaikan terhadap semua peninggalan-peninggalan peradaban prasejarah ini, sudah tentu tidak akan mempelajarinya secara mendalam, apalagi menelusuri bahwa mengapa sampai tidak ada kesinambungannya, lebih-lebih untuk mengetahui penyebab dari musnahnya sebuah peradaban itu. Dan apakah perkembangan dari ilmu pengetahuan dan teknologi kita sekarang akan mengulang seperti peradaban beberapa kali sebelumnya? Betulkah penemuan ini, serta mengapa penemuan-penemuan peradaban prasejarah ini dengan teknologi manusia masa kini begitu mirip? Semua masalah ini patut kita renungkan dalam-dalam.
senjata nuklir sangat mengerikan
BalasHapus