JENIS GARDU



1.1       JENIS GARDU INDUK
Gardu induk merupakan sub system dari system penyaluran (transmisi) tenaga listrik, atau merupakan satu kesatuan dari system penyaluran (transmisi). Berarti gardu induk merupakan sub-sub system dari system tenaga listrik, sebagai sub system dari system penyulang (transmisi) gardu induk mempunyai peran penting dalam pengoprasiannya, tidak dapat dipisahkan dari system  penyaluran (transmisi) secara keseluruhan.
Fungsi gardu induk
1.      Mentransformasikan daya listrik :
·        Dari tegangan ekstra tinggi ke tegangan tinggi (500KV/150 KV)
·        Dari tegangan tinggi ke tegangan yang lebih rendah (150 KV/70 KV)
·        Dari tegangan tinggi ke tegangan menengah (150 KV/20 KV, 70 KV/20 KV)
·        Dengan Frequensi tetap (di Indonesia 50 Hz)
2.      Untuk pengukuran, pengawasan oprasi serta pengaman dari system tenaga listrik
3.      Pengaturan pelayanan beban ke gardu induk-gardu induk lain melalui tegangan tinggi dan ke gardu distribusi-gardu distribusi, setelah melalui proses penurunan tegangan melalui penyulang-penyulang (feeder-feeder) tegangan menengah yang ada di gardu induk.
4.      Untuk sarana telekomunikasi (pada umumnya untuk internal PLN), yang kita kenal dengan istilah SCADA.
Jenis gardu induk bisa dibedakan menjadi beberapa bagian yaitu :
·        Berdasarkan besaran tegangannya.
·        Berdasarkan pemasangan peralatan.
·        Berdasarkan fungsinya
·        Berdasrkan isolasi yang digunakan.
·        Berdasarkan rel (busbar).
Dilihat dari jenis komponen yang digunakan, secara umum antara GITET dengan GI mempunyai banyak kesamaan. Perbedaan mendasar adalah :
·        Pada GITET transformator daya yang digunakan berupa 3 buah transformator, daya masing-masing 1 phasa (bank transformator) dan dilengkapi peralatan reactor yang berfungsi mengkompensasikan daya reaktif jaringan.
·        Sedangkan pada GI (150 KV, 70 KV) menggunakan transformator daya 3 phasa dan tidak ada peralatan reactor.

1.      Berdasarkan besaran tegangannya, terdiri dari :
·        Gardu induk tegangan ekstra tinggi (GITET) 275 KV, 500 KV.
·        Gardu induk tegangan tinggi (GI) 150 KV dan 70 KV.
2.      Berdasarkan pemasangan peralatan :
·        Gardu induk pasangan luar
Adalah gardu induk yang sebagian luar komponennya di tempatkan di luar gedung, kecuali komponen control, sitem proteksi dan system kendaki serta komponen bantu lainnya ada di dalam gedung.Gardu induk semacam ini biasa disebut dengan gardu induk konvensional.Sebagian besar gardu induk di Indonesia adalah gardu induk konvensional.
·        Gardu induk pasangan dalam :
Gardu induk yang hampir semua komponennya (switchgear, busbar, isolator, komponen control, komponen kendali, cubicle, dan lain-lain) dipasang dalam gedung. Kecuali transformator daya, pada umumnya dipasang di luar gedung.Gardu induk semacam ini biasa disebut  gas insutaled substation (GIS)GIS merupakan bentuk pengembangan gardu induk, yang pada umumnya dibangun di daerah perkotaan atau padat pemukiman yang sulit untuk mrndapatkan lahan.
·        Gardu indik kombinasi pasangan luar dan pasangan dalam :
Gardu induk yang komponennya switch gear-nya ditempatkan di dalam gedung dan sebagian komponen switchgear ditempatkan di luar gedung, misalnya ganty (tieline) dan saluran udara teganggan tinggi ( SUTT) sebelum masuk ke dalam switchgear. Transformator daya juga ditempatkan di luar gedung.
3.      Berdasarkan fungsinya :
·        Gardu induk penaik teganggan
Gardu induk yang berfungsi untuk menaikkan tegangan, yaitu tegangan pembangkit (generator) dinaikkan menjadi tegangan system. Gardu induk ini berada di lokasi pembangkit tenaga listrik. Karena output voltage yang dihasilkan pembangkit listrik kecil dan harus disalurkan pada jarak yang jauh, maka dengan pertimbangan efisiensi, tegangannya dinaikkan menjadi tegangan ekstra tinggi atau tegangan tinggi.
2.      Gardu induk penurun tegangan :
Gardu induk yang berfungsi untuk menurunkan tegangan, dari tegangan ekstre tinggi menjadi tegangan tinggi, dan tegangan tinggi menjadi tegangan rendah (menegah) atau tegangan distribusi. Gardu induk terletak di daerah pusat-pusat beban, karena di gardu induk inilah pelanggan (beban) dilayani.
3.      Gardu induk pengatur tegangan :
·        Pada umumnya gardu induk jenis ini terletak jauh dari pembangkit tenaga listrik. Karena listrik disalurkan sangat jauh, maka terjadi tegangan jatuh (voltage drop) transmisi yang cukup besar. Oleh kerena itu dibutuhkan alat penaik tegangan seperti bank capasitor, sehingga tegangan kembali dalam keadaan normal.
4.      Gardu induk pengatur beban :
·        Berfungsi untuk mengatur beban.
Pada gardu induk ini terpasang beban motor, yang pada saat tertentu menjadi pembangkit tenaga listrik, motor berubah menjadi generator dan suatu saat generator menjadi motor atau menjadi beban. Dengan generator berubah menjadi motor yang memompakan air kembali ke kolam utama.
5.      Gardu distribusi :
·         Gardu induk yang menyalurkan tenaga listrik dari tegangan system ke tegangan distribusi.
·         Gardu induk ini terletak di dekat pusat-pusat beban.

4.      Berdasarkan isolasi yang digunakan :
·        Gardu induk yang menggunakan isolasi udara :
Gardu induk yang menggunakan isolasi udara antara bagian yang bertegangan yang satu dengan bagian yang bertegangan lainnya. Gardu induk ini berupa gardu induk konvensional, dan gardu induk ini memerlukan tempat terbuka yang cukup luas.
·        Gardu induk yang menggunakan isolasi gas SF 6 :
Gardu induk yang menggunakan gas SF 6 sebagai isolasi antara bagian yang bertegangan yang satu dengan bagian lain yang bertegangan, maupun antara bagian yang bertegangan dengan bagian yang tidak bertegangan.Gardu induk ini disebut gas Insulated Substation atau gas Insulated Switchgear (GIS), yang memerlukan tempat yang tidak luar (sempit).

2.1       FASILITAS DAN PERALATAN GARDU INDUK
            Untuk menjamin semua ketersedian listrik aman maka gardu induk memiliki fasilitas pendukung yang harus lengkap.
1.      Komponen sipil dan mekanikal pada switch yard.
·        Pondasi (tempat dudukan) peralatan :
·                  Tranformator daya.
·                  Circuit breaker (CB)
·                  Disconnecting switch (DS)
·                  Capasitor voltage transformator (CVT)
·                  Current transformator (CT)
·                  Linghtning arrester (LA)
·                  Potential transformator (PT)
·                  Potential Device (PD)
·        Got kabel (cable duct) :
Tempat peletakan kabel yang menghubungkan antara peralatan di switch yard, maupun antara peralatan d switch yard dengan peralatan di gedung control. Jenis (dimensi) kabel duct : D-250, D-300, D-400, D-600, D-900, D-120 dan D-1500, trgantung kebutuhan.
·        Komponen mekanikal :
·                  Serandang, terdiri dari : Serandang peralatan, serandang post, serandang beam.
·                  Rak kabel dan plat bordes untuk penutup got kabel.
·                  Pager keliling GI.
·        Komponen sipil gedung control :
·                  Ruang peralatan control (kendali) dan ruang cubicle.
·                  Ruang oprator dan Ruang kantor GI.
·                  Ruang relay.
·                  Ruang komunikasi.
·                  Ruang battery.
·                  Pondasi peralatan (panel relay, penel control, cubicle, dan lain-lain).
·                  Got kabel (cable duct).
·          Komponen mekanikal :
·                  Air conditioning (AC).
·                  Rak kabel yang dijadikan sebagai penempatan kabel, yang menghubungkan antara peralatan yang ada di switch yard dengan komponen yang ada di gedung control.
Komponen listrik gardu induk
1.SWITCH YARD (SWITCHGEAR)
Switch yard adalah bagian dari gardu induk yang dijadikan sebagai tempat peralatan komponen utama gardu induk.Jika komponen utama gardu induk terpasang di area terbatas dan di dalam gedung maka disebut switchgear.
2. TRANSFORMATOR DAYA
Transformator berfungsi untuk mentranformasikan daya listrik, dengan merubah besarnya tegangan sedangkan frequensinya tetap.Transformator daya dilengkapi dengan trafo pentanahan yang berfungsi untuk mendapatkan titiknetral dari trafo daya. Peralatan ini disebut Neutral Current Transformator (NCT), perlengkapan lainnya adalah pentanahan trafo yang disebut, Neutral Grounding Resistance (NGR).
3. NEUTRAL GROUNDING RESISTANCE (NGR)
Neutral Grounding Resistance (NGR) adalah komponen yang dipasang antara titik netral trafo dengan pentanahan.Neutral Grounding Resistance (NGR) berfungsi untuk memperkecil arus gangguan yang terjadi.
4. CIRCUIT BREAKER (CB)
Circuit breaker adalah peralatan pemutus, yang berfungsi untuk memutus rangkaian listrik dalam keadaan berbeban. Circuit breaker (CB) dapat dioperasikan pada saat jaringan dalam kondisi normal maupun pada saat terjadi gangguan. Kerena pada saat bekerja, CB mengeluarkan (menyebabkan timbulnya) busur api, maka pada CB dilengkapi dengan pemadam busur api.
5. DISCONNECTING SWITCH (DS)
Disconnecting switch (DS) adalah perlatan pemisah, yang berfungsi untuk memisahkan rangkaian listrik dalam keadaan tidak berbeban. Kerena DS hanya dapat dioperasikan pada saat kondisi tdak berbeban, maka yang harus dioperasikan terlebih dahulu adalah CB. Setelah rangkaian diputus oleh CB, baru DS dioperasikan.
6.LIGHTNING ARRESTER (LA)
Lightning arrester (LA) berfungsi untuk melindungi (pengaman) peralatan listrik di gardu dari tegangan lebih akibat terjadinya sambaran petir (lightning surge) pada kawat transmisi, maupun disebabkan oleh surya hubung (switching surge). Dalam keadaan normal (tidak terjadi gangguan) LA bersifat isolatif atau tidak bisa menyalurkan arus listrik. Dan sebaliknya apabila terjadi gangguan LA akan bersifat konduktif atau menyalurkan arus listrik ke bumi.
7. CURRENT TRANSFORMATOR (CT)
Current transformator (CT) berfungi untuk merubah besaran arus, dari arus yang besar ke arus yang kecil. Atau memperkecil besaran arus listrik pada system tenaga listrik, menjadi arus untuk system pengukuran dan proteksi.
8. POTENTIAL TRANSFORMATOR (PT)
Potential transformator (PT) berfungsi untuk merubah besaran tegangan dari tegangan tinggi ke tegangan rendah atau memperkecil besaran tegangan listrik pada system tenaga listrik, menjadi besaran tegangan untuk pengukuran dan proteksi.
9. TRANSFORMATOR PEMAKAIAN SENDIRI (TPS)
Transformator pemakaian sendiri (TPS) berfungsi sebagai sumber tegangan AC 3 Phasa 220/380 Volt.
Digunakan untuk kebutuhan intern gardu induk, antara lain :
·                  Penerangan di switch yard, gedung control, halaman GI, dan sekeliling GI.
·                  Alat pendingin (AC) dan Rectifer.
·                  Pompa air dan motor-motor listrik.
10.   REL BUSBAR
Rel busbar berfungsi sebagai titik pertemuan/hubungan antara transformator daya, SUTT, SKTT serta komponen listrik lainnya yang ada pada switch yaed.
Komponen Rel Busbar antara lain :
·                  Konduktor ( AAAC, HAL, THAL, BC, HDCC )
·                  Insulator string dan fitting ( insulator, tension clamp, suspension clamp, socket eye, anchor sagkle, spacer )
11. GEDUNG KONTROL (CONTROL BUILDING)
Gedung kontrol (control building) berfungsi sebagai pusat aktifitas pengoperasian gardu induk. Pada gedung control inilah oprator bekerja mengontrol dan mengoperasikan komponen-komponen yang ada pada gardu induk.
12.  PANEL KONTROL
Panel control berfungsi untuk mengetahui kondisi gardu induk dan merupakan pusat kendali local gardu induk.Didalamnya berisi saklar, indicator-indikator, meter-meter, tombol-tombol komando operasional PMT, PMS dan alat ukur besaran listrik, serta announciator. Panel control berada satu rungan dengan tempat oprator kerja.
Panel control terdiri dari :
·                  Transmission line control panel.
·                  Transformator control panel.
·                  Fault recorder control panel.
·                  KWH meter dan Fault recorder panel.
·                   LRT control panel.
13.PANEL PROTEKSI :
Panel proteksi (protection panel/relay panel) berfungsi untuk memproteksi (melindungi system jaringan gardu induk) pada saat terjadi gangguan maupun karena kesalahan operasi.Didalam panel proteksi berisi peralatan-peralatan elektro dan elektronik, dan lain-lain yang bersifat presisi. Setiap relay yang terpasang dan panel proteksi, diberi nama relay sesuai fungsinya.
Relay panel proteksi terdiri dari :
·                  Transmission line relay panel (relay panel TL)
·                  Transformator relay panel (relay panel TR)
·                  Busbar protection relay panel.
14.   SUMBER DC GARDU INDUK
Sumber DC (Baterry) berfungsi untuk menggerakkan peralatan control, relay pengaman, motor penggerak CB, DS, dan lain-lain.Sumber DC ini harus selalu terhubung dengan rectifier dan harus diperiksa secara rutin kondisi air, kebersihan dan berat jenisnya.
15.   PANEL AC/DC GARDU INDUK
 Panel DC/AC gardu induk adalah alat listrik yang berupa lemari pembagi.Didalam panel DC/AC terpasang sakelar kecil atau fuse-fuse sebagai pembagi beban dan pengaman dari instalasi yang terpasang pada gardu induk.
16.   CUBICLE 20 KV (HV CELL 20 KV)
Cubicle adalah switchgear untuk tegangan menengah (20 KV) yang berasal dari output trafo daya, yang selanjutnya diteruskan ke konsumen melalui penyulang (feeder) yang tersambung (terhubung) dengan Cubicle tersebut.
17.   SISTEM PROTEKSI :
         Sistem proteksi adalah suatu system pengaman terhadap peralatan listrik, yang diakibatkan adanya gangguan teknis, gangguan alam, kesalahan operasional dan penyebab lainnya.Beberapa peralatan listrik pada gardu induk yang perlu diamankan (proteksi) antara lain adalah :
·          Transformator daya.
·          Rel busbar.
18.   KOMPONEN LISTRIK PENUNJANG :
·          Konduktor tembaga atau plat tembaga untuk grounding peralatan.
·          Cable schoon BC untuk grounding peralatan.
·          Ground rod untuk instalasi pembumian peralatan.
·          GSW atau ground wire (kawat pentanahan).
·          Klem-klem untuk GSW, terdiri dari : tension clamp, jumper clamp, PG clamp.
·          Kabel control , yang terdiri dari jenis kabel : NYY, CVVS, NYM, NYMT, NYCY, dan lain-lain. Kabel-kabel ini terdiri dari berbagai ukuran.
·          Kabel power 20 KV (XLPE atau jenis lainnya).
·          Termination kit dan sepatu kabel.
·          Komponen pengatur beban.
·          Komponen SCADA.

3.1       SISTEM RIL
Rel (Busabar) merupakan titik hubungan pertemuan (connecting) antara transformator daya, SUTT/SKTT dengan komponen listrik lainnya, untuk menerima dan menyalurkan tenaga listrik. berdasarkan system rel (busbar) gardu induk dibagi menjadi beberapa jenis, sebagaimana tersebut di bawah ini :
·        Gardu induk system rel busbar :
Gardu induk yang busbarnya berbentuk ring. Pada gardu induk ini, semua busbar yang ada tersambung satu dengan lainnya dan berbentuk ring (cincin)
·        Gardu induk system single busbar :
Gardu induk yang mempunyai satu (single) busbar.Pada umumnya gardu system ini adalah gardu induk yang berada pada ujung (akhir) dari suatu sitem transmisi.Single line diagram gardu system single busbar.
·        Gardu induk system double busbar :
Gardu induk yang mempunyai dua (double) busbar.Gardu induk system double busbar sangat efektif untuk mengurangi terjadinya pemadaman beban, khususnya pada saat melakukan perubahan system (maneuver system).Jenis gardu induk ini pada umumnya yang banyak digunakan. Single line diagram gardu induk system double busbar.
·        Gardu induk system satu setengah (on half) busbar :
Gardu induk yang mempunyai dua (double) busbar.Pada umumnya gardu induk jenis ini dipasang pada gardu induk di pembangkit tenaga listrik atau gardu induk yang berkapasitas besar. Dalam segi operasional, gardu induk ini sangat efektif, karena dapat mengurangi pemadaman beban pada saat dilakukan perubahan system ( maneuver system).Sistem ini menggunakan 3 buah PMT dalam satu diagonal yang terpasang secara deret (seri). Gambar single line diagram

3.2       KEBIJAKSANAAN DALAM PEMILIHAN SISTIM HUBUNG RANGKAIAN
Transformator 3 fasa pada dasarnya merupakan Transformator 1 fase yang disusun menjadi 3 buah dan mempunyai 2 belitan, yaitu belitan primer dan belitan sekunder. Ada dua metode utama untuk menghubungkan belitan primer yaitu hubungan segitiga dan bintang (delta dan wye). Sedangkan pada belitan sekundernya dapat dihubungkan secara segitiga, bintang dan zig-zag (Delta, Wye dan Zig-zag). Ada juga hubungan dalam bentuk khusus yaitu hubungan open-delta (VV connection)

3.3       SISTIM HUBUNG RANGKAIAN SISI PRIMER
Terletak pada sisi primer trafo distribusi, yaitu antara titik Sekunder trafo substation (Gardu Induk) dengan titik primer trafo distribusi. Saluran ini bertegangan menengah 20 kV. Jaringan listrik 70 kV atau 150 kV, jika langsung melayani pelanggan, bisa disebut jaringan distribusi. Sistem distribusi primer digunakan untuk menyalurkan tenaga listrik dari gardu induk distribusi ke pusat-pusat beban. Sistem ini dapat menggunakan saluran udara, kabel udara, maupun kabel tanah sesuai dengan tingkat keandalan yang diinginkan dan kondisi serta situasi lingkungan. Saluran distribusi ini direntangkan sepanjang daerah yang akan di suplai tenaga listrik sampai ke pusat beban.
Terdapat bermacam-macam bentuk rangkaian jaringan distribusi primer, yaitu:
·        Jaringan Distribusi Radial, dengan model: Radial tipe pohon, Radial dengan tie dan switch pemisah, Radial dengan pusat beban dan Radial dengan pembagian phase area
·        Jaringan distribusi ring (loop), dengan model: Bentuk open loop dan bentuk Close loop.
·        Jaringan distribusi Jaring-jaring (NET)
·        Jaringan distribusi spindle
·        Saluran Radial Interkoneksi

3.4       SISTIM HUBUNG RANGKAIAN SISI SEKUNDER
Terletak pada sisi sekunder trafo distribusi, yaitu antara titik sekunder dengan titik cabang menuju beban. Sistem distribusi sekunder digunakan untuk menyalurkan tenaga listrik dari gardu distribusi ke beban-beban yang ada di konsumen. Pada sistem distribusi sekunder bentuk saluran yang paling banyak digunakan ialah sistem radial. Sistem ini dapat menggunakan kabel yang berisolasi maupun konduktor tanpa isolasi. Sistem ini biasanya disebut sistem tegangan rendah yang langsung akan dihubungkan kepada konsumen/pemakai tenaga listrik dengan melalui peralatan-peralatan :
·        Papan pembagi pada trafo distribusi
·        Hantaran tegangan rendah (saluran distribusi sekunder).
·        Saluran Layanan Pelanggan (SLP) (ke konsumen/pemakai)
·        Alat Pembatas dan pengukur daya (kWh meter) serta fuse atau pengaman pada pelanggan.
Diagram rangkaian sisi sekunder trafo distribusi terdiri dari:
1.      Sistem distribusi satu fasa dengan dua kawat, Tipe ini merupakan bentuk dasar yang paling sederhana, biasanya digunakan untuk melayani penyalur daya berkapasitas kecil dengan jarak pendek, yaitu daerah perumahan dan pedesaan.
2.      Sistem distribusi satu fasa dengan tiga kawat, Pada tipe ini, prinsipnya sama dengan sistem distribusi DC dengan tiga kawat, yang dalam hal ini terdapat dua alternatif besar tegangan. Sebagai saluran “netral” disini dihubungkan pada tengah belitan (center-tap) sisi sekunder trafo, dan diketanahkan, untuk tujuan pengamanan personil. Tipe ini untuk melayani penyalur daya berkapasitas kecil dengan jarak pendek, yaitu daerah perumahan dan pedesaan.
3.      Sistem distribusi tiga fasa empat kawat tegangan 120/240 Volt, Tipe ini untuk melayani penyalur daya berkapasitas sedang dengan jarak pendek, yaitu daerah perumahan pedesaan dan perdagangan ringan, dimana terdapat dengan beban 3 fasa.
4.      Sistem distribusi tiga fasa empat kawat tegangan 120/208 Volt.
5.      Sistem distribusi tiga fasa dengan tiga kawat, Tipe ini banyak dikembangkan secara ekstensif. Dalam hal ini rangkaian tiga fasa sisi sekunder trafo dapat diperoleh dalam bentuk rangkaian delta (segitiga) ataupun rangkaian wye (star/bintang). Diperoleh dua alternatif besar tegangan, yang dalam pelaksanaannya perlu diperhatikan adanya pembagian seimbang antara ketiga fasanya. Untuk rangkaian delta tegangannya bervariasi yaitu 240 Volt, dan 480 Volt. Tipe ini dipakai untuk melayani beban-beban industri atau perdagangan.
6.      Sistem distribusi tiga fasa dengan empat kawat, Pada tipe ini, sisi sekunder (output) trafo distribusi terhubung star,dimana saluran netral diambil dari titik bintangnya. Seperti halnya padasistem tiga fasa yang lain, di sini perlu diperhatikan keseimbangan beban antara ketiga fasanya, dan disini terdapat dua alternatif besar tegangan.

3.5       SISTIM HUBUNGAN TRANSFORMATOR TEGANGAN
Transformator potensial di gunakan untuk menghubungkan kumparan-kumparan primernya secara pararel dengan beban, dan kumparan sekundernya dihunungkan dengan sirkit tegangan dengan volt meter atau watt meter dengan cara ini kumparan sekunder dan kumparan primer di isolasikan secara cukup dari satu ke yang lainya,sehingga tegangan tinggi bisa di tansmisikan ke tegangan rendah , untuk pengukuran dengan aman dalam banyak penggunaan maka tegangan primer di bawah 300 kv. Pada transformator potensial, suatu kesalahan negatif sering terjdi, yang di sebab kan oleh magnitisasinya. Untuk mengkompensaikan kesalahan ini , maka jumlah lilitan pada tegangan primer sedikit di kurangi dari pada rasio nominal dari lilitan-lilitanya. Cara-cara isolasinya adalah sama untuk transformator arus memperhariakan transformator yang biasa di gunakan.


4.1       TRANSFORMATOR
Transformator atau sering disingkat dengan istilah Trafo adalah suatu alat listrik yang dapat mengubah taraf suatu tegangan AC ke taraf yang lain. Maksud dari pengubahan taraf tersebut diantaranya seperti menurunkan Tegangan AC dari 220VAC ke 12 VAC ataupun menaikkan Tegangan dari 110VAC ke 220 VAC.  Transformator atau Trafo ini bekerja berdasarkan prinsip Induksi Elektromagnet dan hanya dapat bekerja pada tegangan yang berarus bolak balik (AC).Transformator (Trafo) memegang peranan yang sangat penting dalam pendistribusian tenaga listrik. Transformator menaikan listrik yang berasal dari pembangkit listrik PLN hingga ratusan kilo Volt untuk di distribusikan, dan kemudian Transformator lainnya menurunkan tegangan listrik tersebut ke tegangan yang diperlukan oleh setiap rumah tangga maupun perkantoran yang pada umumnya menggunakan Tegangan AC 220Volt.
·        Prinsip Kerja Transformator (Trafo)
Sebuah Transformator yang sederhana pada dasarnya terdiri dari 2 lilitan atau kumparan kawat yang terisolasi yaitu kumparan primer dan kumparan sekunder. Pada kebanyakan Transformator, kumparan kawat terisolasi ini dililitkan pada sebuah besi yang dinamakan dengan Inti Besi (Core).  Ketika kumparan primer dialiri arus AC (bolak-balik) maka akan menimbulkan medan magnet atau fluks magnetik disekitarnya. Kekuatan Medan magnet (densitas Fluks Magnet) tersebut dipengaruhi oleh besarnya arus listrik yang dialirinya. Semakin besar arus listriknya semakin besar pula medan magnetnya. Fluktuasi medan magnet yang terjadi di sekitar kumparan pertama (primer) akan menginduksi GGL (Gaya Gerak Listrik) dalam kumparan kedua (sekunder) dan akan terjadi pelimpahan daya dari kumparan primer ke kumparan sekunder. Dengan demikian, terjadilah pengubahan taraf tegangan listrik baik dari tegangan rendah menjadi tegangan yang lebih tinggi maupun dari tegangan tinggi menjadi tegangan yang rendah.
Sedangkan Inti besi pada Transformator atau Trafo pada umumnya adalah kumpulan lempengan-lempengan besi tipis yang terisolasi dan ditempel berlapis-lapis dengan kegunaanya untuk mempermudah jalannya Fluks Magnet yang ditimbulkan oleh arus listrik kumparan serta untuk mengurangi suhu panas yang ditimbulkan.

Beberapa bentuk lempengan besi yang membentuk Inti Transformator tersebut diantaranya seperti :
    E – I Lamination
    E – E Lamination
    L – L Lamination
    U – I Lamination

5.1       PENGUBAH PHASA
Untuk menjalankan peralatan berat di dunia industri, terkadang kita membutuhkan suatu sumber AC dengan amplituda dan frekuensi yang berbeda dengan sumber AC yang disediakan oleh jaringan jala-jala/grid. Dalam hal ini jala-jala yang disediakan oleh PT.PLN adalah bertegangan 220 AC 50 Hz.

Untuk mengubah tegangan AC 50 Hz tersebut, biasanya kita menggunakan suatu rangkaian elektronika daya khusus, konverter AC-AC. Konverter AC-AC yang paling dikenal adalah cycloconverter, yang mampu menurunkan frekuensi sumber sesuai dengan frekuensi yang diinginkan.

Aplikasi Cycloconverter dapat dilihat pada industri-industri yang menggunakan motor induksi berdaya besar dan dengan kecepatan yang rendah seperti industri pengolahan semen, aplikasi pada rolling ball mill, scherbius drive, mine-winders yang berkapasitas lebih dari 20 MW.

Konverter AC-AC banyak juga dipakai pada sistem pembangkit listrik tenaga angin (PLTB) berdaya besar, dan kecepatan berubah seperti yang ditunjukkan pada gambar berikut untuk sistem PLTB segala aplikasi generator.
6.1       DAFTAR PUSTAKA






Komentar

Postingan populer dari blog ini

JENIS GARDU INDUK DAN KOMPONEN PENDUKUNG

Pengertian Ekologi dan Ilmu lingkungan Secara Umum

PIPELINING, RISC DAN PROSESOR PARALELL